Cek Fakta: Beredar Narasi Rutin Pakai Masker Selama 1 Tahun Sebabkan Kanker Paru-paru, Simak Faktanya

24 Februari 2021, 14:10 WIB
ILUSTRASI organ paru-paru manusia.* /Pixabay

PR BEKASI - Beredar narasi di media sosial yang mengeklaim bahwa pemakaian masker selama satu tahun secara rutin dapat menyebabkan penyakit kanker paru-paru.

Narasi tersebut diunggah oleh pemilik akun Facebook Ari Kampai Bin Anwar pada 27 Januari 2021.

Menurut narasi itu, kanker paru-paru berasal dari racun karbon dioksida yang terus terhirup akibat pemakaian masker dalam waktu yang lama.

Baca Juga: Hanya Berlangsung 4 Hari, Simak Info Kuota dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 12

Baca Juga: Penerima Daftar Bansos Ini Dipastikan Gagal Lolos, Berikut Aturan Kartu Prakerja Gelombang 12

Baca Juga: Faldo Maldini Dinilai Hanya Kritik Banjir Jakarta Saja, Iwan Tarigan: Banjir Juga Ada di Banten dan Jateng

Namun setelah dilakukan penelusuran fakta yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari ANTARA, Rabu, 24 Februari 2021, narasi yang mengeklaim pemakaian masker secara rutin selama 1 tahun dapat sebabkan kanker paru-paru adalah keliru atau hoaks.

Adapun narasi yang diunggah oleh Ari Kampai Bin Anwar dalam akun Facebooknya adalah sebagai berikut:

"Apa lagi ya yang di impor dari China ya..virus sudah.. instalasi fasilitas pengobatan virusCorona untuk rumah sakit sudah.jarum suntik sudah.masker sudah,,detektor virus sudah.vaksin Corona sudah..

Oh iya ..nanti ada lagi di impor china.untuk pengobatan kanker paru paru beserta obat nya..Karana China sudah menyiapkan semua nya..China sudah tahu jika orang make masker monoton s lama setahun lebih orang bisa kena kanker paru-paru,, karena racun carbondioksida yang di hirup terus..

Susah juga sih.. pemerintah kita kiblat nya ke China..kalo tak ..tak bisa ngutang yang bayar oleh anak cucu penerus bangsa Indonesia ini."

Baca Juga: Motor Listrik di Indonesia Diprediksi Berkembang Pesat, Pemerintah Beberkan Alasannya

Faktanya, selama bertahun-tahun, penyedia layanan kesehatan telah memakai masker untuk waktu yang lama. Penggunaan masker itu tidak menimbulkan reaksi yang merugikan.

Para ahli di Mayo Clinic Health System, penyedia layanan kesehatan yang berpusat di Inggris, juga menjelaskan karbon dioksida akan menyebar bebas melalui sisi masker saat pengguna masker bernafas.

Penjelasan tersebut sekaligus membantah pernyataan bahwa masker membuat karbon dioksida terhirup dan masuk ke tubuh.

Kominfo, dalam laporannya juga menerangkan masker medis serta kain, tidak menurunkan jumlah oksigen yang masuk atau tidak menambah jumlah karbon dioksida di dalam masker. Itu karena ukuran molekul oksigen dan karbon dioksida yang kecil.

Baca Juga: Soal Kerumunan di Maumere, Azzam Izzulhaq: Jika Tak Ada Sanksi, Hapus Aturan dan Bebaskan Terdakwa

Pengajar Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR, dr. Syafiq Basri Assegaff, MA juga mengatakan bahwa klaim dalam narasi tersebut tidak berdasar.

"Faktanya CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS) dan juga Asosiasi Ahli Penyakit Paru-Paru AS menjelaskan bahwa masker tidak mengurangi kadar oksigen penggunanya," ucapnya.

Sementara itu, menurut halodoc, adapun kebanyakan kasus dari kanker paru-paru disebabkan karena rokok.

Rokok adalah faktor risiko terbesar dari kanker paru karena mengandung 60 zat racun yang berbeda, sehingga dapat menyebabkan kanker. Zat racun tersebut dikenal sebagai zat karsinogenik.

Baca Juga: Semarang Terendam Banjir Akibat Hujan Selama 3 Jam, Warganet: Sing Salah Sopo? Pak Anies Baswedan!

Jika seseorang merokok 25 batang sehari, berarti orang tersebut berisiko 25 kali lebih besar untuk mengidap kanker paru daripada orang yang tidak merokok.

Mengkonsumsi tembakau lain dengan cara berbeda, seperti cerutu atau kunyah, juga dapat menyebabkan kanker paru dan kanker lainnya. Misalnya, kanker esofagus dan mulut.

Menghisap ganja dan perokok pasif juga meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru.

Riset membuktikan bahwa perokok pasif wanita yang pasangannya merokok, maka memiliki risiko 25 persen lebih besar daripada yang tinggal dengan orang yang tidak merokok.

Paparan terhadap zat racun lainya seperti arsen, asbes, silika, bau gas atau bensin, gas NO (hasil dari kendaraan), dan sebagainya juga meningkatkan risiko terkena kanker paru.

Baca Juga: Bandung Jadi Tuan Rumah Piala Menpora 2021, Begini Persiapannya

Oleh karena itu tidak benar pemakaian masker secara rutin selama satu tahun dapat menyebabkan kanker paru-paru, zat karbon dioksida yang dikeluarkan dari pernapasan pun tidak lantas masuk lagi ke hidung saat bernapas.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Turn Back Hoax

Tags

Terkini

Terpopuler