Parahnya Kasus Covid-19 di Surabaya Disebut Telah Diatur Konspirasi Elite Global, Simak Faktanya

5 Juni 2020, 20:39 WIB
PETA sebaran Covid-19 di Jawa Timur saat ditampilkan di Gedung Negara Grahadi di Surabaya.* /Dok. Pemprov Jatim/

PR BEKASI - Beredar kabar di media sosial Facebook yang mengatakan bahwa kasus Covid-19 di Surabaya, Jawa Timur hanyalah sebuah konspirasi elite global.

Tangkapan layar tersebut dibagikan oleh akun Facebook bernama Fadilah Firmansyah dan dibagikan pada Senin 1 Juni 2020 pukul 23.14 WIB.

Setelah ditelusuri perihal unggahan tersebut yang dibagikan oleh akun Facebook bernama Fadilah Firmansyah adalah keliru dan masuk dalam kategori disinformasi.

Baca Juga: Mulai Terapkan PSBB Proporsional, Mal di Kota Bekasi Siap Beroperasi Kembali 

Bersamaan dengan unggahan tersebut, akun bernama Fadilah Firmansyah juga membubuhi narasi sebagai berikut.

"Ya ampun hyungg. Apa bener covid-19 di Surabaya hanya sebuah konspirasi elit global?," tulis Fadilah Firmansyah dalam unggahannya.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) di situs resminya sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com, memberikan fakta sebenarnya perihal klaim tersebut.

Faktanya kasus Covid-19 di wilayah Surabaya memang meningkat lebih dari 300 persen. Namun, menurut sejumlah ahli dan Pejabat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, terdapat empat faktor yang menyebabkan hal tersebut.

Baca Juga: Di Tengah Kekacauan AS, Donald Trump Masih Sempat Rencanakan Strategi Pemilihannya November 2020 

Pertama karena semakin masifnya pemeriksaan tes Covid-19, kemudian besarnya mobilitas penumpang di Bandara Internasional Juanda, adanya transmisi lokal, dan tidak berjalannya penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sesui harapan.

Lonjakan kasus tertinggi di Indonesia terjadi pada 21 Mei 2020 dengan bertambah 973 kasus, di mana Jawa Timur (Jatim) menyumbang angka 502 kasus.

Dikatakan Achmad Yurianto, juru bicara penanganan Covid-19 di Indonesia, hasil tes yang sampaikan saat itu merupakan hasil infeksi Covid-19 yang terjadi pada pekan sebelumnya.

Selain itu, sebuah penelitian menyatakan bahwa virus Corona penyebab Covid-19, SARS-CoV-2, bukanlah hasil manipulasi laboratorium.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Bertambah Signifikan, Pakar Epidemiologi Angkat Bicara 

Sementara menurut Peneliti di Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Rizalinda Syahril memberikan komentar perihal tuduhan adanya konspirasi elite global.

Ia mengatakan tuduhan yang dilontarkan tidak dilampirkan dengan bukti yang nyata.

"Saya dan kolega setuju belum ada bukti yang nyata mendukung teori konspirasi ini," katanya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Kominfo

Tags

Terkini

Terpopuler