Cek Fakta: Ada Kabar Anies Baswedan Akan Dipenjarakan Seumur Hidup Karena Kasus Korupsi Formula E

- 6 Februari 2021, 20:01 WIB
Tangkapan layar yang menyebutkan Anies Baswedan terancam hukuman pidana penjara seumur hidup.
Tangkapan layar yang menyebutkan Anies Baswedan terancam hukuman pidana penjara seumur hidup. /YouTube SKEMA POLITIK

PR BEKASI - Belakangan beredar narasi yang mengklaim Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang disebut terancam hukuman pidana penjara seumur hidup karena terlibat kasus korupsi dana Formula E.

Namun setelah dilakukan penelusuran fakta yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Turn Back Hoax, Sabtu, 6 Februari 2021, narasi yang mengeklaim Anies Baswedan terancam hukuman seumur hidup akibat terseret kasus korupsi Formula E adalah keliru atau hoaks.

Narasi tersebut diunggah oleh pemilik akun Facebook bernama Samudra Bayu yang mengunggah sebuah tautan video YouTube dengan judul:

Baca Juga: Soroti SKB Tiga Menteri, Abdul Mu'ti: Seragam Sekolah Bukan Masalah Besar, Tak Perlu Dibesar-besarkan  

"TERS3RRET KORUPSI DANA FORMULA E, ANIES T3R4NCAAM BU1 SEUMUR HIDUP ~ BERITA TERBARU"

Dengan kalimat yang terdapat dalam thumbnail video sebagai berikut:

"AKHIRNYA T3RSER3T KORUPSI FORMULA E ANIES T3RANCAM HUKUMAN SEUMUR HIDUP"

Video berdurasi sepuluh menit 21 detik yang diunggah kanal YouTube SKEMA POLITIK pada 30 Januari 2021 tersebut telah ditonton lebih dari 240.000 orang dan mendapat like sebanyak tiga ribu lebih.

Faktanya, setelah memeriksa video tersebut, tidak ditemukan pernyataan dari lembaga resmi manapun tentang penetapan Anies Baswedan sebagai tersangka kasus korupsi dana Formula E.

Baca Juga: Manfaat Lainnya Jarang Diketahui, 3 Rempah-rempah Ini Ternyata Miliki Khasiat Turunkan Berat Badan 

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menganggarkan commitment fee sebesar Rp560 miliar atau sekitar 31 juta euro untuk penyelenggaraan Formula E.

Rinciannya, Rp360 miliar untuk commitment fee tahun 2020 dan Rp200 miliar untuk tahun 2021.

Berbicara soal klaim yang menyatakan bahwa Anies Baswedan melakukan korupsi dana Formula E, hingga detik ini hal tersebut masih berupa tudingan dari beberapa pengamat partai politik.

Hal ini dibuktikan dengan belum adanya pernyataan dari BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) tentang status dana yang diminta oleh pemerintah DKI itu termasuk merugikan negara atau tidak.

Baca Juga: Rayakan Ulang Tahun ke-36, Cristiano Ronaldo: Saya Minta Maaf, Tak Dapat Janjikan 20 Tahun Lagi Untuk Ini 

Melalui keterangan tertulis, Manajer Komunikasi PT Jakarta Propertindo (Jakpro) selaku pelaksana Formula E, Melisa Sjach menyatakan bahwa penundaan pelaksanaan Formula E, murni karena arahan Gubernur DKI untuk memprioritaskan keselamatan di masa pandemi Covid-19.

Sebelumnya penundaan Formula E telah dilakukan pada awal-awal merebaknya pandemi Covid-19.

Salah satu orang yang kerap mendesak Anies Baswedan soal dana Formula E adalah mantan politisi Demokrat Ferdinand Hutahaean.

Ferdinand Hutahaean hingga saat ini masih bersikeras mempertanyakan soal Formula E yang sebelumnya telah direncanakan oleh Anies Baswedan dan akan diselenggarakan di Jakarta.

Baca Juga: Unggah Identitas Murid yang Langgar Aturan Sekolah, Guru di China Dikecam 

Ferdinand Hutahaean mengatakan, Formula E musim 2019-2020 sudah batal dilaksanakan, sedangkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah gelontorkan banyak dana untuk acara tersebut.

Sehingga, Ferdinand Hutahaean mencurigai adanya penyelewengan dana serta mempertanyakan apakah ini balapan mobil listrik atau balapan korupsi?

Hal itu Ferdinand Hutahaean sampaikan melalui akun Twitter-nya @FerdinandHaean3.

Jadi sebetulnya BALAPAN FORMULA E INI BALAPAN MOBIL LISTRIK ATAU BALAPAN KORUPSI?,” tulis akun Twitter @FerdinandHaean3.

Baca Juga: Jelang Juventus vs AS Roma, Andrea Pirlo: Mereka Tim Hebat dan Ronaldo Adalah Pahlawannya 

Ia juga menyampaikan bahwa fee untuk penyelenggaraan Formula E di Jakarta telah dibayar sebesar 20 juta poundsterling dan balapan tidak jadi dengan alibi ditunda.

Akan tetapi Federation Internationale de l’ Automotive (FIA) sebagai promotor penyelenggara tidak memasukan Jakarta pada musim 2020-2021 padahal sudah bayar uang muka senilai 11 juta poundsterling.

Kalau saya Gubernur Jakarta, saya akan menyurati FIA untuk mengalihkan fee Formula E 2019/2020 sebesar 20 Juta Pound sebagai fee untuk musim 2020/2021,” katanya.

Tak perlu bayar lagi apalagi baru uang muka sebesar 11 Juta Pound. Dan faktanya FIA tak masukkan Jakarta sebagai tuan rumah. Mengapa Gubernur ini tak cerdas?,” sambungnya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Turn Back Hoax


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah