Cek Fakta: Presiden Jokowi Sebut Masyarakat Menjadi Gila Saat Dia Memimpin Indonesia, Benarkah?

- 20 November 2021, 08:03 WIB
Berikut Cek Fakta soal Presiden Jokowi yang dikabarkan mengatakan masyarakat Indonesia menjadi gila saat dia memimpin.
Berikut Cek Fakta soal Presiden Jokowi yang dikabarkan mengatakan masyarakat Indonesia menjadi gila saat dia memimpin. /Instagram jokowi

PR BEKASI - Baru-baru ini beredar sebuah informasi yang menyebutkan bahwa Presiden Jokowi baru saja mengatakan kalau masyarakat Indonesia menjadi gila saat dia memimpin Tanah Air.

Informasi tersebut bermula dari sebuah postingan tangkapan layar berita oleh pemilik akun Facebook Putra Inka pada 9 November 2021.

Dalam postingan berita tersebut terlihat gambar Presiden Jokowi dengan narasi: "pas saya mimpin hampir seluruh rakyat jadi gila"

Sementara sang pengunggah juga menambahkan narasi sebagai berikut: "Nah Ini Dia Sentil Plesiden Negeri +62. Gimana Rakyat Ngak Hampir Gila Pak… Dulu Presiden Pusing Memikirkan RAKYATNYA ,Kalau Di Rezim Ini RAKYAT Yang Pusing Memikirkan Presidennya !! Yang Gila Ngutang Dan Ngibul"

Baca Juga: Moeldoko Diusir Massa Aksi Kamisan di Semarang, Refly Harun: Ini Alarm bagi Presiden Jokowi

Lantas benarkah Presiden Jokowi pernah mengatakan hal semacam itu?

Berikut adalah faktanya yang dikutip dari Turn Back Hoax pada Sabtu, 20 November 2021.

Ternyata setelah dilakukan penelusuran fakta, judul dalam berita tersebut hanyalah hasil suntingan.

Judul tersebut telah disunting dari artikel aslinya yang berjudul, “Jokowi Minta Sekolah Ajarkan Anak-anak Gemar Konsumsi Buah Nusantara” dan diterbitkan oleh detikNews.

Baca Juga: Andika Perkasa dan Dudung Abdurachman Resmi Dilantik Presiden Jokowi, Ridwan Kamil Sampaikan Ucapan Selamat

Baik penulis, tanggal terbit artikel, dan gambar Presiden Jokowi yang tertera pada headline sama persis dengan artikel aslinya.

Bahkan isi dari artikel berita yang asli sama sekali tidak berkaitan dengan klaim bahwa Presiden Jokowi pernah menyebut masyarakat menjadi gila saat dirinya memimpin Indonesia.

Berita aslinya hanya menginformasikan bahwa Presiden Jokowi meminta sekolah-sekolah mengajarkan kepada para muridnya mengenai pentingnya memakan buah-buahan Nusantara.

Hal tersebut dimintanya agar para generasi muda semakin mencintai buah-buahan lokal.

Baca Juga: Ustaz Farid Okbah Ditangkap atas Dugaan Teoris, Tim Advokasi: Belum Lama ini Dipanggil Presiden Jokowi

Oleh karena itu informasi yang menyatakan bahwa Presiden Jokowi menyebut bahwa masyarakat menjadi gila saat dirinya memimpin Indonesia adalah keliru alias hoaks.

Penting untuk diketahui setelah Presiden Jokowi rampung memimpin Indonesia pada periode pertama, dirinya berhasil menjaga inflasi di kisaran 3-4 persen dalam kurun waktu 4 tahun terakhir sejak 2016.

Pada tahun 2019 inflasi diprediksi di angka 3,3 persen. Sejak 2009-2015 tingkat inflasi tahunan Indonesia bergerak fluktuatif di rentang 3,98-6,41 persen.

Setelah itu, tingkat inflasi cenderung bergerak lebih stabil di kisaran 3,2-3,8 persen hingga tahun 2019. Pemerintah berhasil mempertahankan tingkat inflasi dengan stabil sehingga daya beli masyarakat tetap terjaga.

Baca Juga: Survei: Yenny Wahid Masuk Daftar Figur Capres Perempuan, Ungguli Megawati hingga Istri Presiden Jokowi

Selanjutnya Presiden Jokowi berhasil menurunkan angka kemiskinan di Indonesia menjadi satu digit.

Hingga tahun 2018, angka kemiskinan di Indonesia telah mencapai 9,2 persen, turun dibandingkan dengan bulan Maret 2014 yang mencapai 11,25 persen.

Kemudian Presiden Jokowi berhasil menurunkan prevalensi stunting di Indonesia dari 37,2 persen di tahun 2013 menjadi 30,8 persen di tahun 2018.

Artinya prevalensi stunting di Indonesia turun 6,4 persentase poin dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.

Baca Juga: Fadli Zon Ditegur Prabowo usai Sentil Jokowi, Fahri Hamzah Singgung soal Bintang Jasa untuk Pengkritik

Pencapaian ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam memerangi stunting sebagai indikator gizi buruk untuk anak-anak Indonesia.

Bicara soal kegilaan, menurut survei Global Health Data Exchange tahun 2017, ada 27,3 juta orang di Indonesia mengalami masalah kejiwaan.

Hal ini berarti, satu dari sepuluh orang di negara ini mengidap gangguan kesehatan jiwa.

Baca Juga: Refly Harun ke Husin Shihab: Anda Ingin Jokowi Dicatat Sebagai Presiden yang Paling Banyak Penjarakan Aktivis?

Oleh karena itu Indonesia menjadi negara dengan jumlah pengidap gangguan jiwa tertinggi di Asia Tenggara.

Gangguan kejiwaan yang paling tinggi yakni kecemasan (anxiety disorder). Jumlah pengidapnya lebih dari 8,4 juta jiwa.

Selain itu, ada sekitar 6,6 juta orang yang mengalami depresi. Ada juga 2,1 juta orang mengalami gangguan perilaku.***

 

Editor: Ghiffary Zaka

Sumber: Turn Back Hoax


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x