Cek Fakta: Benarkah Indonesia sedang Dilanda Gelombang Panas?

- 14 November 2020, 20:25 WIB
Ilustrasi gelombang panas.
Ilustrasi gelombang panas. /

PR BEKASI - Kondisi beberapa wilayah di Indonesia memang sedang terasa panas, hal ini menimbulkan kabar di media sosial yang menyebutkan bahwa "GELOMBANG PANAS KINI MELANDA NEGARA INDONESIA".

Disebutkan bahwa kini cuaca (bisa) sangat panas, suhu pada siang hari bisa mencapai 40 derajat Celcius dan dianjurkan untuk menghindari minum es atau air dingin.

Namun benarkah bahwa Indonesia kini sedang berada dilanda Gelombang Panas?

Baca Juga: Kasus Bobolnya Rekening Winda Earl Masuki Babak Baru, Hotman Paris Ungkap Kejanggalan

Berdasarkan hasil penelusuran fakta Pikiranrakyat-Bekasi.com dari akun resmi twitter Humas BMKG, Sabtu, 14 November 2020, klaim yang menyebutkan Indonesia sedang dilanda Gelombang Panas adalah tidak tepat atau hoaks.

Berikut penjelasannya:

Gelombang panas dalam ilmu klimatologi adalah periode cuaca panas yang tidak biasa dan berlangsung setidaknya lima hari berturut-turut atau lebih dan disertai oleh kelembapan udara yang tinggi.

Baca Juga: Kepala Cabang Maybank Ditetapkan Jadi Tersangka Pembobolan Rekening Atlet e-Sport

Suatu wilayah dianggap dilanda gelombang panas, apabila di lokasi tersebut mencatat bahwa suhu maksimum harian melebihi ambang batas statistik.

Misalnya 5 derajat celcius lebih panas, dari rata-rata klimatologis suhu maksimum, dan setidaknya telah berlangsung dalam lima hari berturut-turut.

Apabila suhu maksimum tersebut terjadi dalam rentang rata-ratanya & tidak berlangsung lama maka tidak dikatakan sebagai gelombang panas.

Baca Juga: Greenpeace Beberkan Investigasi Pembakaran Hutan Papua, Korindo Grup: Itu Video 2013 yang Dipakai

Gelombang panas umumnya terjadi berkaitan dgn berkembanganya pola cuaca sistem tekanan atmosfer tinggi di suatu area secara persisten dalam beberapa hari.

Sedangkan berdasarkan pantauan BMKG terhadap suhu maksimum di wilayah Indonesia, suhu tertinggi siang hari ini memang mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir.

Tercatat suhu >36C terajdi di Bima, Sabu & di Sumbawa pada catatan meteorologis tanggal 12 November 2020.

Baca Juga: Buka-bukaan Soal Kedekatannya dengan Dinda Hauw, Rizky Billar: Kalau Jalan Pernah, Nembak Enggak

Suhu tertinggi pada hari itu di Bandara Sultan Muhammad Salahudin, Bima yaitu 37,2C.

Namun, catatan suhu tersebut bukanlah merupakan penyimpangan besar dari rata-rata iklim suhu maksimum pada wilayah tersebut, masih berada dalam rentang variabilitasnya di Bulan November.

Sedangkan alasan mengapa beberapa hari belakang ini terasa panas (suhu maksimum yang meningkat) akibat hal berikut:

Baca Juga: Buka-bukaan Soal Kedekatannya dengan Dinda Hauw, Rizky Billar: Kalau Jalan Pernah, Nembak Enggak

- Pada bulan November, kedudukan semu gerak matahari adalah tepat di atas Pulau Jawa dalam perjalannya menuju posisi 23 lintang selatan setelah meninggalkan ekuator.

- Posisi semu Matahari di atas Pulau Jawa akan terjadi 2 kali yaitu di bulan November dan April, sehingga puncak suhu maksimum mulai dari Jawa hingga NTT terjadi di seputar bulan-bulan tersebut.

- Cuaca cerah juga menyebabkan penyinaran langsung sinar matahari ke permukaan lebih optimal sehingga terjadi pemanasan suhu permukaan.

Baca Juga: Minta Pemerintah Tegas dalam Menggarap RUU Minol, MUI: Minuman Keras Itu Tidak Baik!

Cuaca cerah di Jakarta dalam dua hari terakhir berkaitan dengan berkembangnya siklon tropis VAMCO di Laut Cina Selatan.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Turn Back Hoax


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah