Satu-satunya Bank BUMN di Jepang, BNI Naik Peringkat

8 September 2020, 15:13 WIB
PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tokyo naik peringkat perolehan laba. //BNI

PR BEKASI – PT Bank Negara Indonesia (BNI) diketahui merupakan satu-satunya bank BUMN Indonesia yang beroperasi di Jepang sejak 1959.

BNI mengemban misi untuk mendukung perkembangan hubungan antara Jepang dan Indonesia. Kantor Cabang Luar Negeri BNI ini berada di Kokusai Building, Marunouchi, Chiyoda, Tokyo.

Pada tahun 2020, BNI meraih catatan positif dari segi perolehan laba. BNI naik peringkat menempati posisi 29, sedangkan pada tahun sebelumnya hanya berada di posisi 39.

Baca Juga: Pendaftaran E-KTP, KK, hingga Akta Kelahiran di Kota Bekasi Bisa Dilakukan Online, Simak Caranya

Total ada 56 bank asing yang beroperasi di Jepang.

Peringkat tersebut berdasarkan survei bank asing di Jepang yang diadakan lembaga keuangan multinasional, KPMG Global Financial Services.

“Ke depannya BNI Tokyo akan tetap mempertahankan dan meningkatkan kinerja yang telah dicapai,” kata General Manager BNI Tokyo, Muhamad Emil Azhari dalam keterangn tertulis di Jakarta yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari ANTARA, Selasa 8 September 2020.

Dia mengatakan untuk meningkatkan kinerja, salah satunya dengan selektif memilih portofolio aset dan tetap mencari peluang bisnis baru di tengah kondisi pandemi dan perlambatan ekonomi.

Terkait pencapaian itu, dia mengungkapkan bahwa lebih tinggi dibandingkan dengan kinerja beberapa bank asing lainnya yang justru mengalami penuruan pada 2020, padahal dari sisi aset, bank asing itu lebih besar dibandingkan BNI.

Baca Juga: Jadwal Timnas U-19 Indonesia vs Kroasia Malam Ini, Link Live Streaming NET TV dan Mola TV

Oleh karena itu, artinya BNI Tokyo lebih efisien dan lebih efektif dalam mengoptimalkan earning asset dan liatbilites.

Dalam hal efisiensi, survei menempatkan BNI pada peringkat 10 dari 56 bank asing di Jepang atau melonjak dari peringkat 41 pada 2019.

Hingga semester I-2020, tercatat pendapatan sebelum Pajak BNI Tokyo mencapai 7.26 juta dolar AS atau setara dengan Rp106 triliun.

Perolehan itu didukung oleh pertumbuhan fee based income yang naik 51 persen dibandingkan tahun lalu mencapai 3.35 juta dolar AS atau setara dengan Rp49.48 miliar dan net interest income yang tumbuh 26 persen mencapai 6.52 juta dolar AS atau setara dengan Rp96.11 miliar.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler