Dolar Menguat Hari Ini Setelah Federal Reaserve Pertahankan Suku Bunga

17 September 2020, 12:43 WIB
Ilustasi kurs dolar. /Reuters/

PR BEKASI – Dolar Amerika Serikat (AS) menguat dalam perdagangan Rabu, 16 September 2020 atau Kamis, 17 September 2020 pagi WIB.

Penguatan dolar tersebut mencuat setelah Federal Reserve (Fed) mempertahankan suku bunga mendekati nol.

Selain itu, pihaknya memperkirakan pemulihan ekonomi AS dari krisis virus corona dan akan berakselerasi dengan penurunan angka pengangguran lebih cepat dari yang diperkirakan oleh Bank Sentral pada Juni lalu.

Baca Juga: Diakui Dunia, Siti Nurbaya Ungkap 3 Kekuatan Indonesia dalam Capaian Pelestarian Lingkungan Hidup

Bank Sentral AS mengatakan suku bunga pada level terendah sampai inflasi berada pada jalur untuk "cukup melebihi" target inflasi Bank Sentral AS dua persen "untuk beberapa waktu".

Sementara dalam proyeksi baru, para pembuatan kebijakan Federal rata-rata memperkirakan pertumbuhan ekonomi turun 3.7 persen tahun ini.

Hal tersebut merupakan sebuah perbaikan dari penurunan 6.5 persen yang diproyeksikan pada Juni lalu.

Baca Juga: PlayStation 5 Rilis November Mendatang, Simak Harga, Spesifikasi, dan Gim Terbarunya

"Fed benar-benar menekankan sikap dovishnya dan bagaimana inflasi memegang kunci untuk prospek kebijakan. Secara keseluruhan itu sanagt dovish," kata Joe Manimbo, analis pasar senior di Western Union Business Solutions di Washington, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

"Tapi apa yang menjaga potensi jatuhnya dolar sejauh ni adlaah bahwa Fed meningkatkan perkiraan ekonominya untuk PDB 2020. Proyeksi baru adalah 3.7 persen. Itu tidak seburuk (proyeksi) dari Juni," kata Joe Manimbo, menambahkan.

Diketahui bahwa indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, yakni menguat 0.07 persen menjadi 93.19. Sedangkan, Euro melemah 0.41 persen menjadi 1.1797 dolar.

Baca Juga: Kampanye ‘Semua Rp1’, ShopeePay Dorong Adopsi Transaksi Contactless dengan Lebih dari 8 Juta Voucher

Data dari Tiongkok menunjukkan bahwa produksi industri mengalami percepatan paling tinggi dalam delapan bulan pada Agustus. Sementara penjualan ritel tumbuh untuk pertama kalinya tahun ini.

"Orang-orang mulai merangkul tema baru, yaitu bahwa Tiongkok mengelola jauh lebih baik daripada negara lain," kata Davis Hall, kepala besar modal di Asia di Indosuez Waelth Management.

Sementara, Yuan di luar negeri naik menjadi 6.7426, merupakan terkuat sejak Mei 2019.

Baca Juga: Rawan Pemalsuan dan Penyalahgunaan Seragam Baru Satpam, Polri: Kita Akan Proses Sesuai Undang-undang

Mata uang safe-haven yen, Jepang mencapai tertinggi dua setengah bulan di 104.81 terhadap greenback.

"Penarikan utama yen adalah ketidakpastian politik di dalam negeri. Hengkangnya Abe yang mengejutkan telah menempatkan permintaan terus menerus ke dalam yen karena investor Jepang menarik kembali risiko," kata Adam Button, kepala analis mata uang di ForexLive di Toronto.

Perdana Menteri baru Jepang, Yoshihide Suga berjanji pada Rabu, 16 September 2020 bahwa di aakn melakukan yang terbaik untuk melindungi pekerjaan sambil juga melawan virus Corona.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler