PLN Merugi Selama Covid-19, DPR Minta Pemerintah Berbagi Derita

16 Oktober 2020, 13:13 WIB
Logo PLN. /Dok. PLN

PR BEKASI – Pemerintah terus berupaya dalam meningkatkan pelayanan dan kapasitas perusahaan untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan termasuk saat pandemi saat ini. 

Namun tidak sedikit, yang berakibat kepada kerugian yang dialami perusahaan termasuk yang dialami oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT PLN Persero.

Hal itu diungkapkan oleh anggota komisi VI DPR RI Deddy Yefri Haniteru Sitorus yang menyatakan COVID-19 memiliki dampak negatif terhadap sejumlah sektor termasuk bagi PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).

Baca Juga: Sang Anak Baru Saja Positif Covid-19, Donald Trump Malah Serukan agar Sekolah Kembali Dibuka

Dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari situs resmi DPR RI, dpr.go.id pada Jumat, 16 Oktober 2020, Deddy menyebutkan bahwa penurunan volume penjualan merupakan dampak yang tak terhindarkan dari krisis akibat pandemi COVID-19 terlebih pemasukan besar PLN bersumber dari industri.

Untuk itu, menurutnya, PT PLN perlu melakukan efisiensi serta meninjau ulang Power Purchase Agreement (PPA).

Pernyataan tersebut diutarakan oleh Deddy di sela-sela pertemuan dengan sejumlah stakeholder BUMN di Seminyak, Bali pada Kamis, 15 Oktober 2020.

Politisi PDI Perjuangan ini juga menekankan agar PT PLN melakukan efisiensi internal untuk meyelesaikan permasalahan.

Baca Juga: Viral Video Pekerja Wanita Minum Air Toilet di Depan Atasan, Pihak Perusahaan Buka Suara

“Efisiensi ini yang menjadi ganjalan terbesar dari PT PLN. Karena apa? Karena menurut saya banyak yang tidak efisien, termasuk dalam perjanjian PPA, juga perjanjian jual beli energy,” kata Deddy.

Menurutnya, hal tersebut membebani PT PLN karena skema PPA mayoritas adalah take or pay.

“Padahal ketika demand turun ya, listrik yang dijual sedikit, mereka tetap bayar pada kuota tertentu. Itu kan banyak merugikan, jadi itu harus ditinjau lagi,” kata Deddy menambahkan

Selain itu, Deddy juga meminta agar pemerintah mau melakukan pain sharing. Sehingga, kerugian akibat krisis tidak hanya ditanggung oleh PLN sendiri.

Baca Juga: BEM SI Turun Lagi ke Jalan, Polisi Tutup Jalan ke Istana Merdeka, Berikur Rute Pengalihannya

Ia juga mencatat bahwa PLN harus segera mencari solusi atas kelebihan pasokan akibat banyaknya industri yang tutup selama pandemi COVID-19 seperti yang terjadi di Bali.

Jika tidak segera diatasi, menurut Deddy, akan terjadi pemborosan energi tentu saja akan merugikan PLN sendiri.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: DPR

Tags

Terkini

Terpopuler