Pelaku Usaha dalam Posisi Bertahan, Kadin Optimis Ekonomi Indonesia Akan Membaik Tahun 2021

18 Oktober 2020, 17:51 WIB
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P Roeslani. /ANTARA/Indra Arief/

PR BEKASI – Perekonomian nasional diperkirakan akan semakin membaik pada tahun depan.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Roeslani dalam acara rilis "Survei Nasional: Mitigasi Dampak Covid-19" di Jakarta, Minggu, 18 Oktober 2020.

"Ke depannya, kalau saya melihatnya, insya Allah pada 2021 perekonomian akan semakin membaik," ujarnya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

Baca Juga: Disinyalir Ada Praktik Joki Kartu Prakerja, Anggota DPR Minta Pemerintah Lakukan Evaluasi Tuntas

Menurut Rosan Roeslani, hal tersebut adalah karena basis perekonomian nasional telah rendah, mulainya pada tahun 2020. Sehingga, membuat para pelaku usaha dalam posisi bertahan.

Selain itu, kehadiran vaksin Covid-19 turut memberikan hal positif bagi perekonomian nasional pada 2021.

"Walaupun kita mendapatkannya secara bertahap, harapannya vaksin ini juga akan lebih membantu dan mereduksi faktor ketidakpastian, mengingat musuh utama kita adalah faktor ketidakpastian yang tinggi," tutur Rosan Roeslani.

Baca Juga: Semakin Mendunia, Bahasa Indonesia Jadi Program Ekstrakurikuler di Kanada

Dia juga mengatakan bahwa seperti diketahui trennya pada kuartal II, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi 5.2 persen.

Sedangkan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2020, Kadin memprediksi antara minus 2 hingga minus 3 persen, dan kuartal IV 2020 akan lebih baik kontraksinya.

Menurut Rosan Roeslani, pada kuartal II 2020, perekonomian Indonesia sudah menyentuh level terendahnya.

Baca Juga: Penampakan Balon Iron Man Melayang di Langit India, Polisi: Warga Berpikir Itu Adalah Alien

Ketua Kadin juga menyampaikan, untuk bertahan, para pelaku usaha melakukan perputaran bisnis perusahaan hanya sebesar 40 sampai 50 persen. Mereka dapat bertahan, karena telah melakukan banyak efisiensi.

"Namun, perlu kita ingatkan juga, kita lebih banyak mendorong sisi suplainya. Padahal, untuk membangkitkan perekonomian, sisi permintaan atau demand lebih memiliki tantangan," tutur Rosan Roeslani.

"Mengingat aspek permintaan berhubungan dengan ketidakpastian, kenyamanan, dan proyeksi," ucapnya menambahkan.

Baca Juga: LIVE STREAMING dan Jadwal MotoGP 2020 Aragon Hari Ini, Fabio Quartararo Pimpin Pole Position

Maka dari itu, pemerintah diminta menggenjot bantuan sosial (Bansos) dan bantuan langsung tunai (BLT), dalam rangka meningkatkan permintaan.

"Kalau sisi suplainya saja yang didorong, namun sisi permintaannya lemah, tentunya ini tidak menjadi optimal." ujar Rosan Roeslani.**

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler