Di Tengah Gangguan Pandemi Covid-19, BTPN dan Jenius Tetap Tumbuh dan Raup Untung

27 Oktober 2020, 10:38 WIB
Ilustrasi kredit perbankan. /PIXABAY

PR BEKASI - PT Bank BTPN Tbk mencatatkan terkait penyaluran kredit sebesar Rp148,8 triliun sampai dengan akhir kuartal III-2020.

Berdasarkan catatan, kredit BTPN tumbuh 6 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibanding periode yang sama tahun lalu.

Dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara pada Selasa, 27 Oktober 2020, hal demikian terjadi meski terdampak pandemi COVID-19 yang mengakibatkan turunnya laba perseroan.

Baca Juga: Sentil Jokowi yang Dinilai Abai dengan Politik Dinasti, PKS: Ini Bukan Perusahaan Keluarga

"Kami bersyukur bahwa kami masih bisa membukukan pertumbuhan kredit yang cukup bagus, bahkan di atas pertumbuhan industri, di tengah situasi ekonomi yang menantang bagi kita semua,” kata Direktur Utama Bank BTPN Ongki Wanadjati Dana dalam pernyataan di Jakarta pada Senin, 26 Oktober 2020 kemarin.

Diketahui bahwa pertumbuhan kredit terutama ditopang oleh segmen korporasi yang meningkat 21 persen menjadi Rp89,3 triliun pada akhir kuartal III-2020.

Sementara, pembiayaan segmen korporasi yang merupakan pembiayaan jangka panjang, di antaranya untuk proyek ketahanan energi, ketahanan pangan, dan infrastruktur, merupakan komitmen emiten berkode BTPN tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia secara berkelanjutan.

Menurutnya, kualitas kredit Bank BTPN tetap terjaga yang tercermin dari NPL kotor yang berada di level 1,1 persen pada akhir September 2020, relatif rendah dibandingkan NPL industri perbankan yang pada akhir Agustus 2020 tercatat sebesar 3,22 persen.

Baca Juga: Gatot Nurmantyo Tak Masuk Bursa Calon Ketum PPP, Pengamat: Bisa Panjang Urusannya Nanti Sama Jokowi

Untuk pemenuhan kebutuhan pembiayaan kredit, lanjutnya, Bank BTPN menghimpun pendanaan sejumlah Rp149,9 triliun sampai dengan akhir September atau naik 3 persen (yoy).

Diketahui, total pendanaan tersebut berasal dari dana pihak ketiga sejumlah Rp100,8 triliun, pinjaman dari pihak lain sebesar Rp42,6 triliun, serta pinjaman subordinasi senilai Rp6,5 triliun.

Dengan realisasi penyaluran kredit dan pendanaan tersebut, rasio likuiditas dan pendanaan berada di tingkat yang sehat, LCR (Liquidity Coverage Ratio) berada di 246,45 persen, sementara NSFR (Net Stable Funding Ratio) di 113,13 persen per posisi akhir September 2020.

Bank BTPN juga mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 3 persen (yoy), dari Rp182,2 triliun menjadi Rp186,9 triliun, dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) 24,9 persen.

Baca Juga: Google 'Ikut Campur' di Pilkada 2020, Simak Fitur yang Tersedia untuk Anda

"Kami yakin dengan permodalan yang kuat dan dukungan global dari SMBC, kami akan mampu memberi pelayanan lebih baik kepada jutaan nasabah serta berkontribusi lebih nyata kepada perekonomian nasional," kata Ongki.

Ongki juga menuturkan, COVID-19 mempengaruhi kinerja industri perbankan di tahun ini, termasuk Bank BTPN.

Melemahnya kondisi perekonomian dan pengaruhnya terhadap debitur perbankan, menurutnya, menyebabkan biaya Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) meningkat sebesar 84 persen menjadi Rp1,95 triliun, pendapatan bunga bersih turun 2 persen menjadi Rp7,9 triliun dengan adanya penurunan imbal hasil (yield) seiring penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia dan restrukturisasi kredit.

Baca Juga: Kepulan Asap di Gorong-gorong Masjid Istiqlal Buat Panik, PLN Sampaikan Dugaannya

Kenaikan biaya CKPN dan tekanan di pendapatan bunga bersih bank menyebabkan laba bersih BTPN turun sebesar 21 persen menjadi Rp1,5 triliun sepanjang periode Januari hingga September tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Terkait portofolio yang terdampak langsung dari pandemi, Bank BTPN telah melakukan langkah restrukturisasi.

Hingga akhir September 2020, total nilai kredit yang disetujui untuk mendapat restrukturisasi kredit adalah sebesar Rp11,6 triliun atau sekitar 7,8 persen dari keseluruhan portofolio kredit konsolidasi.

Sementara itu, Jenius yang merupakan platform untuk melayani segmen nasabah yang lebih luas sekaligus memenuhi kebutuhan para pelaku ekonomi digital, total penggunanya naik 37 persen (yoy) menjadi 2,8 juta, sementara total dana pihak ketiga Jenius bertumbuh 136 persen menjadi hampir Rp12,2 triliun (yoy).

Baca Juga: Sempat Gigit Pelaku, Berikut Kronologi Kejadian PSK yang Tewas Ditikam Teman Kencannya di Bekasi

"Pertumbuhan jumlah pengguna dan dana pihak ketiga Jenius tidak lepas dari kebutuhan masyarakat yang makin meningkat terhadap produk simpanan di era pandemi ini," kata Ongki.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler