Harga Naik Akibat Ketergantungan ke AS, PKS Dorong Swasembada Kedelai Seperti Tahun 1992

- 4 Januari 2021, 20:40 WIB
Pekerja mengangkat kacang kedelai saat produksi tahu di pabrik tahu Sumber Barokah di Kampung Karya Bhakti RT 04/04, Kelurahan Cilendek Barat, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin 4 Januari 2021.
Pekerja mengangkat kacang kedelai saat produksi tahu di pabrik tahu Sumber Barokah di Kampung Karya Bhakti RT 04/04, Kelurahan Cilendek Barat, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin 4 Januari 2021. /ARIF FIRMANSYAH

“Pada tahun 1992 Indonesia pernah melakukan swasembada kedelai, saat itu produksi dari petani kedelai Indonesia mencapai 1,8 juta ton per tahun. Ini ada peluang bagi pemerintah untuk mengoptimalkan kedelai dalam negeri, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani," ujar politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.

Indonesia yang sebagian besar kedelainya bergantung kepada AS ikut terdampak ketika China memborong kedelai AS.

"Momentum baiknya hubungan dagang AS-China yang berakibat pada kenaikan harga kedelai harus dimanfaatkan pemerintah untuk dapat meningkatkan produksi kedelai dalam negeri,” tuturnya.

Baca Juga: Sebelum Trump Benar-benar Lengser, Israel Berencana Beli Pesawat Tempur F-35 dari AS 

Oleh karena itu, ia meminta agar Pemerintah dapat memperbaiki tata niaga kedelai dalam negeri. Selain itu, dibutuhkan kolaborasi aktif antara Kementerian dan Lembaga terkait serta melibatkan pelaku industri dan UMKM agar dapat menciptakan stabilitas harga kedelai.

“Melonjaknya harga kedelai juga dapat meresahkan pedagang kecil. Karena nanti penjual gorengan tidak dapat  menjual tahu dan tempe goreng sehingga pendapatan mereka pun bisa berkurang," ucapnya.

Nevi menyebut kenaikan harga kedelai dapat berdampak juga bagi kenaikan harga tahu dan tempe, terlebih ketika daya beli masyarakat menurun.
 
“Kedelai sebagai bahan baku utama bagi industri tahu dan tempe tentu akan sangat mempengaruhi harga produk tahu dan tempe di masyarakat. Jika harga kedelai naik, maka harga tahu dan tempe di masyarakat juga akan ikut naik.," ucap Nevi Zuairina.***

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: DPR


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah