Pakar Ingatkan Masyarakat Tak Mudah Terbuai Berutang di Fintech: Bisa Kehilangan Kepercayaan Diri

- 21 Mei 2021, 15:57 WIB
Ilustrasi pinjaman online
Ilustrasi pinjaman online /Pixabay/Mediamodifier/

PR BEKASI - Hadirnya layanan keuangan digital (fintech) harus dibarengi dengan kesadaran untuk tidak mudah untuk berutang memakai jasa tersebut.

Masyarakat dinilai perlu memiliki alasan kuat untuk tidak mudah berutang di fintech.

Hal tersebut disampaikan oleh Dosen Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen IPB University, Lilik Noor Yulianti.

Dalam keterangan tertulisnya, Lilik berbagi pengalaman tentang bagaimana ekosistem gerak pinjaman online (pinjol).

Baca Juga: Transaksi Keuangan Jadi Lebih Mudah, Fintech dan Start-up Rasakan Manfaat Besar Kehadiran Mandiri API

"Izinkan saya untuk berbagi pengelaman tentang perilaku peminjaman online dan membentengi diri dalam menyikapi agar tidak berutang," katanya, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com pada Jumat, 21 Mei 2021.

Menurut Lilik, seseorang perlu memiliki atau membuat catatan pengeluaran dan pemasukan uang setiap bulannya sebagai langkah awal.

Kemudian, membuat rencana pengalokasian uang dalam sebuah keluarga pada periode tertentu setiap bulan.

Setelah itu, seseorang juga perlu menyisihkan 10-15 persen pendapatannya untuk ditabungkan.

Baca Juga: Seringkali Ditawari Utang, Menkeu Sri Mulyani Imbau Masyarakat: OJK Selalu Bilang Hati-hati dengan Fintech

Ia juga menyarankan agar seseorang menyimpan dana kebutuhan darurat sebagai bentuk antisipasi bila terjadinya sbeuah risiko yang tidak diinginkan.

Selanjutnya, membuat perencanaan keuangan sesuai tujuan finansial yang ingin dicapai dan menghentikan kebiasaan belanja berlebihan.

"Kemudian membuat prioritas belanja untuk memenuhi kebutuhan dan bukan karena keinginan. Tetap menjadi diri sendiri, jangan ikut-ikutan orang lain. Dan tips terakhir adalah menambah pendapatan keluarga," katanya dalam webinar yang bertema "Konsumen Cerdas dan Bijak di Era Digital".

Saat ini, menurut Lilik, sindrom utang sudah mendarah daging ke banyak keluarga. Utang bukan lagi untuk kebutuhan, tapi sudah menjadi kebiasaan. Bahkan, banyak yang "gali lubang dan tutup lubang".

"Padahal utang memberikan dampak, seperti dampak psikologis dari ketidakmampuan membayar dan proses penagihan yang dilakukan secara intimidatif sehingga mengakibatkan trauma, stres, depresi, gelisah, tidak fokus bekerja, kehilangan kepercayaan diri, hingga bunuh diri," ungkapnya.

Baca Juga: Jangan Asal Berikan Data Anda! Kini Marak Penjualan Blanko e-KTP dan Data untuk Pinjaman Online

Selain itu, utang juga berdampak terhadap alokasi rumah tangga untuk kebutuhan pokok, kesehatan, dan pendidikan. Karena utang belum terbayarkan, akhirnya pengutang memutuskan untuk mengambil utang baru lewat penyedia jasa lain, baik legal maupun ilegal untuk membayar utang sebelumnya dan menjual atau menggadaikan aset

"Dampak sosial dari utang, konsumen mengalami cyber bullying, diintimidasi, menyebar data dan foto informan kepada orang dalam daftar kontak informan disertai kata-kata yang mendiskreditkan. Kemudian penagihan dilakukan kepada keluarga, teman rekan kerja, dan kerabat terdekat sehingga mengganggu hubungan keluarga dan hubungan sosial," tuturnya.

Lilik menilai, ada tiga faktor yang membuat seseorang berutang, yaitu pendapatan tidak cukup sementara kebutuhan mendesak, memenuhi tuntutan gaya hidup (perilaku konsumtif), serta pengaruh teman dan iklan di media.

Kalau pun harus melakukan peminjaman online, Lilik menyarankan agar seseorang memiliki alasan jelas sebelum berutang.

Baca Juga: Terjebak Pandemi Covid-19, Jumlah Orang yang Terlilit Pinjaman Online Ilegal Semakin Meningkat

"Apakah mampu membayarnya atau tidak. Jika sudah yakin, buatlah perencanaan," katanya.

Saat akan berutang, lanjut dia, seseorang harus memeriksa dan mengecek perusahaan fintech yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Kemudian, baca syarat dan ketentuan serta memahami risiko. Dan menggunakan satu aplikasi pinjaman online." tutur Lilik.

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah