"Di saat banyak rekan bisnis saya yang bukan menjual produk pendidikan mengalami kesulitan sejak pandemi, bisnis saya justru semakin berkembang. Bahkan dalam kurun waktu satu tahun, saya bisa meraup omset lebih dari Rp 5 miliar," ujar Yahto Dwi Husodo selaku pemilik PT Ambali.
Kendala UKM Pendidikan dalam Menjalankan Bisnis
Jika berbicara tentang bisnis tentu memang tak selamanya dapat berjalan mulus, ada saja kendala yang menghambat perkembangan bisnis Anda. Hal itulah yang dialami oleh Yahto selaku pelaku UKM di sektor pendidikan.
Yahto mengungkapkan kalau kendala terbesar dalam menjalankan bisnis adalah tidak memiliki dana yang cukup untuk memenuhi seluruh pesanan dari pihak sekolah.
Pasalnya saat sekolah melakukan pesanan barang, vendor harus menyiapkan seluruh barang pesanan dan setelah barang sudah diterima oleh sekolah, baru akan terjadi pembayaran dari sekolah.
"Saya harus menyiapkan dana terlebih dahulu untuk bisa menyiapkan seluruh pesanan. Kalau tidak ada modal, maka realisasinya adalah NOL dan hasil yang saya dapatkan juga nihil," cerita pria yang akrab dipanggil Dodo ini.
Lebih lanjut Yahto mengatakan kalau ia bisnisnya dapat berkembang pesat karena dibantu oleh Pintek dalam hal pendanaan.
“Pintek sangat membantu masalah pendanaan yang saya alami. Limit pinjamannya besar, proses pengajuannya mudah dan pencairannya sangat cepat. Terima kasih Pintek karena sudah mewujudkan impian saya sebagai pebisnis,” tutur pebisnis yang memiliki target penjualan Rp 18 miliar di tahun 2022 hanya dengan menjual buku.