Hal itu pula yang mendorong indeks saham AS turun dalam semalam.
“Kekhawatiran pelambatan pemulihan ekonomi AS ini muncul karena pandemi yang masih berlangsung, tapi paket kedua stimulus fiskal AS masih belum ada kesepakatan,” kata Ariston.
Ia lanjut menjelaskan, sementara itu terkait isu pemulihan ekonomi dan kondisi pandemi dalam negeri juga bisa memberikan tekanan terhadap rupiah.
Baca Juga: Dicecar DPR Soal Wacana Kurikulum Baru, Nadiem Makarim Bersumpah: Pelajaran Sejarah Tidak Dihapus
Selain itu, Ariston juga memperkirakan hari ini rupiah bergerak di kisaran Rp14.750 per dolar AS hingga Rp14.900 per dolar AS.
Sementara pada Rabu, 23 September 2020 lalu, rupiah ditutup melemah 30 poin atau 0.2 persen menjadi Rp14.815 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.785 per dolar AS.
Diketahui bahwa selama pandemi berdampak ke segala sektor termasuk ekonomi salah satunya yakni nilai kurs.
Baca Juga: Ilmuwan Sebut Orang Dewasa 9 Kali Lebih Mungkin Meninggal Akibat Covd-19 Ketimbang Anak-anak
Hal tesebut terjadi bukan hanya pada rupiah saja melainkan nilai mata uang di hampir setiap negara.***