Dicecar DPR Soal Wacana Kurikulum Baru, Nadiem Makarim Bersumpah: Pelajaran Sejarah Tidak Dihapus

- 24 September 2020, 13:38 WIB
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim saat rapat kerja dengan Komisi X DPR RI.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim saat rapat kerja dengan Komisi X DPR RI. /Antara

PR BEKASI - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim memastikan mata pelajaran sejarah tidak akan dihapus seperti kabar yang beredar belakangan ini.
 
Hal itu dikatakannya dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR di Jakarta pada Rabu, 23 September 2020.
 
Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari situs berita Antara, pendiri aplikasi GoJek tersebut mengatakan tidak ada perubahan kurikulum hingga tahun 2021.
 
"Tidak ada rencana penghapusan mata pelajaran sejarah. Bahkan hingga 2021 pun belum ada perubahan kurikulum nasional," ujar Nadiem Makarim.

Baca Juga: Ilmuwan Sebut Orang Dewasa 9 Kali Lebih Mungkin Meninggal Akibat Covd-19 Ketimbang Anak-anak

Dia menambahkan perlu pembahasan yang lebih intensif dengan DPR maupun dengan para pakar serta masyarakat, baru menemukan penyederhanaan kurikulum yang pas.
 
"Tidak ada kebijakan apa pun sampai saat ini diputuskan tentang perubahan kurikulum nasional. Bahkan pada 2021 pun tidak ada perubahan kurikulum nasional hanya percontohan dan itu pun dilakukan di beberapa sekolah," ucap dia.
 
Pada 2021, lanjut dia, pihaknya akan fokus pada sekolah penggerak. Nadiem Makarim menegaskan tidak benar ada penghapusan pelajaran sejarah. Semua permutasi itu akan ada dikaji dan apa pun respons masyarakat dipertimbangkan.
 
"Ke depan, kami berharap masyarakat lebih memberi masukan dan membantu kita dengan saran yang konstruktif dan tanpa emosi," harap Nadiem Makarim.

Baca Juga: Unik! Helm Astronot ini Bisa Jadi Alternatif Kalian untuk Cegah Covid-19

Pada rapat kerja tersebut, Anggota Komisi X DPR dari Fraksi PPP lliza Sa'aduddin Djamal meminta agar Kemendikbud tidak menimbulkan gejolak baru dengan wacana penghapusan pelajaran sejarah.
 
"Kita paham, pelajaran sejarah diklasifikasikan ke rumpun sosial. Namun semua itu harus dengan kajian akademik dan dilakukan secara komprehensif. Kementerian seharusnya bisa menjaga kondisi psikologis masyarakat," ucap Iliza.
 
Sebelumnya, beredar kabar bahwa mata pelajaran sejarah akan digabungkan dengan mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) yang lain untuk kelas sepuluh SMA.

Sedangkan di kelas 11 dan 12, mata pelajaran sejarah hanya sebagai mata pelajaran peminatan yang sifatnya tidak wajib.

Baca Juga: Sambut Tanggal Gajian, Cek Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini Buat Kantong Lebih Hemat 

Mata pelajaran sejarah bisa dipelajari siswa kelompok peminatan IPA, IPS, bahasa, dan vokasi. Namun, tidak bersifat wajib.
 
Siswa kelompok peminatan IPS akan diberi pilihan lima mata pelajaran tambahan yakni Geografi, Sejarah, Sosiologi, Ekonomi, dan Antropologi. Siswa hanya akan diminta memilih 3 dari 5 mata pelajaran tersebut.
 
Dengan kata lain, siswa diperkenankan untuk tidak memilih mata pelajaran sejarah untuk dipelajari. Misal, siswa boleh memilih geografi, sosiologi, dan ekonomi.
 
Di kelompok siswa peminatan IPA, sejarah juga tidak termasuk mata pelajaran wajib, siswa bisa memilih untuk mempelajari atau tidak mempelajari sejarah.
 
Siswa kelompok peminatan IPA diberi pilihan tujuh mata pelajaran tambahan yaitu Biologi, Fisika, Kimia, Informatika Lanjutan, Ilmu Kesehatan, Matematika Lanjutan, dan Matematika Terapan.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x