Kritik Penanganan Pandemi di Indonesia, dr. Tirta: Taiwan Belum Ada Vaksin, 200 Hari Terkontrol

16 November 2020, 14:26 WIB
Dokter sekaligus relawan Covid-19, dr. Tirta Mandira Hudhi. /@dr.tirta/

PR BEKASI - Relawan Penanganan Covid-19 Tirta Mandira Hudhi alias dr. Tirta terus mengkritik pemerintah terkait kebijakan penanganan Covid-19 di Indonesia.

Sebelumnya, dr. Tirta mengkritik sikap pemerintah yang seolah membiarkan dan mendukung acara pernikahan yang digelar Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab di Markas FPI, Petamburan, Jakarta Pusat pada Sabtu, 14 September 2020.

Seperti yang diketahui acara tersebut diprediksi dihadiri 10.000 tamu undangan. Oleh karena itu, Satgas Penanganan Covid-19 pun membagikan 20.000 masker dan hand sanitizer kepada pihak penyelenggara acara.

Baca Juga: Masyarakat Kecewa, Doni Monardo Minta Maaf Telah Bagikan 20.000 Masker untuk Acara Habib Rizieq

Kini, dr. Tirta kembali mengkritik pemerintah, dengan cara membandingkan kondisi di Indonesia saat ini dengan kondisi Taiwan.

Menurut dr. Tirta, meski belum ada vaksin, saat ini di Taiwan sudah diperbolehkan menggelar acara yang menimbulkan kerumunan, seperti konser musik.

Tak hanya itu, dr. Tirta juga menyebut bahwa di Taiwan sudah tidak ada kasus positif Covid-19 selama 200 hari.

Baca Juga: Ucapan Habib Idrus Dinilai Aneh, Henry Subiakto: Kadang Manusia Tak Bisa Bedakan Doa dan Rasa Benci

Hal itu dirinya sampaikan melalui sebuah unggahan di Instagram pribadinya @dr.tirta.

Dalam unggahannya itu, dr. Tirta mengunggah ulang foto seorang DJ dan produser rekaman Swedia, Alesso, yang baru saja melangsungkan konser musik di Taiwan, setelah 8 bulan lamanya terjebak di situasi pandemi Covid-19.

Dari unggahan itu lah, dr. Tirta mengetahui bahwa di Taiwan sudah tidak ada kasus positif Covid-19 selama 200 hari. Hebatnya lagi, tanpa adanya vaksin.

Baca Juga: Sindir Pernikahan Putri HRS, Doni Monardo Pertimbangkan Libur Panjang Nataru Ditiadakan

"Taiwan belum ada vaksin, edukasi persuasif, 200 hari terkontrol. Sudah bisa bikin ginian (konser musik)," kata dr. Tirta di Instagram-nya, Senin, 16 November 2020.

Sedangkan kondisi di Indonesia saat ini, menurut dr. Tirta, sangat tidak terkendali.

"Sedangkan di Indonesia, ajur mubur (hancur lebur) bosku," ujar dr. Tirta.

Baca Juga: Ingat Jangan Celupkan Jari ke Tinta! Simak Aturan Baru bagi Para Pemilih di Pilkada 2020

Oleh karena itu, dr. Tirta berpendapat bahwa rakyat berhak mengajukan mosi tidak percaya atas kinerja Satgas Penanganan Covid-19.

Dr. Tirta menilai bahwa Satgas Covid-19 telah gagal dalam mengemban amanah yang diberikan presiden untuk menanggulangi Covid-19 di Indonesia.

"To the point aja, rakyat berhak lho mengajukan mosi tidak percaya atas kinerja @satgascovid-19, hihihi bisa kan? Boleh lah, kan demokrasi. Kalian dipercaya presiden untuk ngurus covid, gak main-main lho amanahnya, dan bagi sebagian rakyat, gagal sih tugas kalian," kata dr. Tirta.

Baca Juga: Dua Remaja yang Terseret Arus Kalimalang Ditemukan Tewas, Ditemukan 3 Km dari TKP

Dr. Tirta lalu memperingatkan agar jangan sedikit-sedikit melaporkan pihak-pihak yang telah mengkritik ke pihak kepolisian.

Menurutnya, kalau memang kinerja Satgas Covid-19 dalam penanganan pandemi Covid-19 sudah bagus, maka buktikan kepada rakyat.

"Cuma ya nanti jangan dikit-dikit dilaporkan ya, buktikan kalau gak gagal, 2020 bisa gak?," ujar dr. Tirta.

Baca Juga: Kejutkan Dunia! Bayi yang Baru Terima Transplantasi Jantung Babon Tewas Kemarin, 15 November 1977

Dr. Tirta lalu memperingatkan bahwa sesungguhnya anggaran dari pemerintah untuk menangani Covid-19 sangatlah besar.

Namun, selama ini Satgas Covid-19 justru terkesan menyalahkan rakyat atas kegagalan menangani Covid-19 di Indonesia.

"Anggaran kalian itu gak sedikit. Sudah Desember, first wave aja gak kelar-kelar bos, mentok salahin rakyat, salahin rakyat," kata dr. Tirta.

Baca Juga: Kecewa dengan Sikap Pemerintah, Abdul Mu'ti: Jangan karena Kepentingan Sesaat Kita Korbankan Rakyat

Terakhir, dr. Tirta menyebutkan satu per satu kegagalan Satgas Covid-19 dalam menangani pandemi Covid-19 di Indonesia, salah satunya banyaknya tenaga kesehatan yang gugur di medan pertempuran.

"Nakes wafat banyak, pariwisata ancur, kerumunan yang gak dicegah, isinya imbauan mulu, UMKM ancur, demo di mana-mana. Testing yang masih gitu-gitu aja, rapid test yang masih jadi standar transportasi, data masih belum real time." kata dr. Tirta.***

Editor: Ikbal Tawakal

Tags

Terkini

Terpopuler