Jawab Kecurigaan Deddy Corbuzier Soal Relawan Vaksin Covid-19, Ridwan Kamil: Mungkin Saya Bodoh

- 16 September 2020, 07:27 WIB
Deddy Corbuzier pertanyakan alasan Ridwan Kamil jadi relawan uji vaksin Covid-19.
Deddy Corbuzier pertanyakan alasan Ridwan Kamil jadi relawan uji vaksin Covid-19. /Kolase Instagram @ridwankamil dan @mastercorbuzier

PR BEKASI - Beberapa waktu lalu, publik sempat dikejutkan dengan keikutsertaan Gubenur Jawa Barat Ridwan Kamil dan jajaran Forkopimda Jabar sebagai relawan uji vaksin Covid-19 buatan Sinovac Biotech, Tiongkok.

Setelah menjalani serangkaian tahapan untuk mengetahui kelayakan kondisi fisik Ridwan Kamil, akhirnya Ridwan Kamil pun menjalani penyuntikan vaksin tahap pertama pada 28 Agustus 2020 dan tahap kedua pada 15 September 2020 di Puskesmas Garuda, Kecamatan Andir, Kota Bandung.

Mengetahui hal tersebut, mantan ilusionis Deddy Corbuzier pun ikut penasaran dan mempertanyakan alasan Ridwan Kamil yang bersedia menjadi relawan vaksin Covid-19.

Untuk itu, akhirnya Deddy Corbuzier pun mengundang Ridwan Kamil ke acara Podcast-nya.

Baca Juga: Tiongkok Dianggap Lakukan Genosida, Puluhan Aktivis Desak PBB Selidiki Nasib Muslim Uighur

Dalam acara tersebut, Deddy Corbuzier pun blak-blakan bertanya tentang alasan Ridwan Kamil mau disuntik vaksin Sinovac.

"Lo gila Kang. Ini vaksin, belum dicoba, belum diuji. Anda Gubernur, Anda disuntik. Maaf nih, buat saya nih Kang, cuma ada tiga pilihan, ini nekad, ini punya misi, atau goblok," kata Deddy Corbuzier sambil tertawa, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube Deddy Corbuzier pada Rabu, 16 September 2020

Gubernur Jawa Barat yang akrab disapa Kang Emil itu ikut tertawa dan menjawab dengan santai pertanyaan Deddy Corbuzier.

"Mungkin yang ketiga," kata Kang Emil sambil tertawa.

Mendengar jawaban Kang Emil tersebut, Deddy Corbuzier semakin penasaran dan mempertanyakan alasan tindakan Kang Emil tersebut yang menurutnya cukup berbahaya.

Baca Juga: Harga Pertalite Turun Rp1.200 Hanya di Kota Ini, Warga Padati Sejumlah SPBU

"Kenapa lo berani? Sedangkan banyak orang masih bertanya-tanya ini vaksin bener apa enggak? Ini konspirasi kah? Ini apakah?," tanya Deddy Corbuzier sambil terheran-heran.

Kang Emil lalu menjelaskan bahwa dia ingin mengetahui akhir dari Covid-19, seperti sejarah-sejarah pandemi sebelumnya, manusia sudah memiliki imunitas, yang didapat dari vaksin yang disuntikkan.

"Ending dari Covid itu, seperti sejarah-sejarah pandemi, manusianya itu punya imunitas. Imunitas itu hanya datang dari namanya vaksin. Kalau orang sakit kan dikasih obat. Apa obatnya? Debatable kan? Kalau orang sehat dikasih vaksin. Secara logika hanya itu," tutur Kang Emil.

Baca Juga: Tak Terima Sikap Bahrain dan UEA, Qatar: Ini Bukan Solusi untuk Kemerdekaan Palestina

Kang Emil juga menuturkan bahwa sampai saat ini belum ada vaksin Covid-19.

"Apakah Covid-19 ada vaksinnya? Belum ada, yang ada itu hanya riset-riset yang hampir selesai. Yang terdekat itu adalah Sinovac dari Tiongkok," ujar Kang Emil lagi.

Kang Emil pun menjelaskan alasan vaksin Sinovac memiliki riset yang hampir selesai disebabkan karena Covid-19 berasal dari Tiongkok, negara pertama yang terdampak covid-19, dan mereka sudah menjalankan riset lebih awal.

Kang Emil juga mengibaratkan kondisi pandemi Covid-19 saat ini seperti situasi perang dan musuh ada di mana-mana. Nah, senjata yang tersedia saat ini hanya dari Tiongkok yakni Sinovac. Jika menunggu riset dari negara lain selesai, sama saja bunuh diri.

Baca Juga: Tak Terima Sikap Bahrain dan UEA, Qatar: Ini Bukan Solusi untuk Kemerdekaan Palestina

"Harapan satu-satunya mengakhiri Covid-19, itu adalah lahirnya vaksin. Saya takut juga, karena barang baru. Karena katanya juga vaksin harus 5 tahun, harus 6 tahun. Istri gak setuju, semuanya gak setuju. Apa yang saya lakukan? Standar anak digital, saya nge-google untuk tahu soal efek samping vaksin. Saya juga tanya ke profesor soal ilmu vaksin, supaya saya paham dulu," tutur Kang Kamil.

Kang Emil juga menuturkan bahwa banyaknya hoaks yang beredar tentang vaksin, menimbulkan banyak kekhawatiran di tengah masyarakat, maka yang daftar menjadi relawan vaksin Covid-19 sedikit.

Oleh karena itu, dia mengambil sikap dan akhirnya ikut menjadi relawan vaksin Covid-19 untuk meredakan kekhawatiran masyarakat. Jika pemimpinnya saja tidak percaya terhadap vaksin tersebut, bagaimana mungkin masyarakat mau menjadi relawan.

"Kalau saya yang jadi Gubernur ini tidak ikut jadi relawan, orang tidak akan percaya. Jika pemimpin saja tidak yakin, tidak mau, kok rakyat yang dikorbankan, kok rakyat yang jadi kelinci percobaan," tutur Kang Emil.

Baca Juga: Dinilai Berbahaya dan Melanggar Hak, Pemerintah Akan Hapus Perkawinan Anak dan Sunat Perempuan

Lantas, Deddy Corbuzier pun mempertanyakan keputusan Kang Emil tersebut, karena menurutnya dalam situasi perang jika diibaratkan bermain catur, seharusnya pion yang jalan terlebih dahulu, pemimpin belakangan.

Kang Emil pun menjawab dengan santai bahwa dia mencoba menjalankan nasihat ibunya.

"Saya menjalankan nasihat ibu saya. Dalam situasi perang begini, kalau ada rezeki, rakyat yang di depan, pemimpin belakangan. Tapi kalau ada kekhawatiran, pemimpin yang di depan untuk membereskan kekhawatiran, baru rakyat belakangan," kata Kang Emil.

Terakhir, Kang Emil meminta doa kepada semua masyarakat agar ikhtiar uji vaksin Covid-19 bisa berhasil. Karena jika gagal, kita harus mencari solusi lain lagi. Tapi jika berhasil, maka masyarakat bisa kembali ke situasi normal meskipun tidak sama.***

Editor: M Bayu Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x