Peneliti: Ada Dampak Negatif Puasa Ramadhan bagi Janin dalam Wanita Hamil

7 April 2022, 03:40 WIB
Ilustrasi ibu hamil yang puasa Ramadhan. /Pixabay/fezailc

PR BEKASI – Menurut peneliti, disebutkan bahwa puasa Ramadhan memiliki dampak negatif bagi janin dalam wanita hamil.

Peneliti tersebut adalah Melani Ratih Mahanani, peneliti Epidemiologi dari University of Heidelberg, Jerman, dan Dono Indarto seorang Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

Menurut Melani dan Dono, dampak negatif puasa Ramadhan pada janin dalam wanita hamil tersebut kurang mendapat sorotan.

Baca Juga: Kasus Kematian Covid-19 di Hong Kong Meningkat, Banyak Mayat Menumpuk hingga Layanan Pemakaman Kewalahan

Tak bisa dipungkiri bahwa meski diperbolehkan tidak berpuasa, ada banyak wanita hamil yang memilih tetap puasa Ramadhan.

“Padahal, beberapa studi menunjukkan, meski ibu hamil diperbolehkan untuk tidak berpuasa, mereka tetap menjalankan puasa Ramadan karena alasan spiritualitas ataupun karena dorongan dari suami dan keluarga,” ujar Melani dan Dono.

Dampak negatif yang diteliti kedua peneliti tersebut adalah dampak jangka panjang ketika janin dalam wanita hamil itu lahir dan tumbuh dewasa.

Baca Juga: Fakta Tersembunyi Lagu Still Life BIGBANG, Mulai dari Kursi hingga Pesan untuk Penggemar

Dampak negatif puasa Ramadhan bagi janin dalam wanita hamil

Melani dan Dono meninjau 16 artikel ilmiah yang melakukan riset di Amerika, Eropa, Asia, dan Afrika.

“Diketahui bahwa muslim dewasa yang berada dalam kandungan selama bulan Ramadan lebih kurus dan memiliki perawakan yang lebih kecil daripada muslim yang tidak berada dalam kandungan selama bulan Ramadan,” ujarnya.

Penelitian lainnya menyebut anak yang lahir dari ibu muslim yang menjalani puasa Ramadhan pada trimester pertama akan punya tubuh lebih pendek.

Baca Juga: Review One Piece 1046: Mengambil Petir dari Awan untuk Bunuh Kaido, Luffy Berubah Jadi Dewa Petir

Tubuh anak itu lebih pendek pada usia 15-19 tahun jika dibandingkan saudara kandungnya yang saat masih janin, ibunya tidak puasa Ramadhan.

“Indeks Massa Tubuh yang lebih rendah juga ditemukan dan mencapai puncaknya pada masa remaja awal (10-14 tahun) untuk anak-anak muslim yang terpapar Ramadan, dibandingkan dengan saudara kandung mereka yang tidak terpapar,” katanya.

Tak hanya itu, ternyata ada angka kematian lebih tinggi pada bayi di bawah 3 bulan atau 1 tahun saat ibunya terpapar Ramadhan ketika trimester pertama kehamilan.

Baca Juga: One Piece 1046, Ada Kerja Sama Epik Jinbei dan Raizo, Luffy Luncurkan Teknik Dewa Guntur

“Demikian pula, penelitian lain menemukan bahwa angka kematian balita lebih tinggi pada anak yang lahir dari ibu muslim yang terpapar Ramadan saat mengalami masa pembuahan, fase trimester pertama, maupun trimester kedua kehamilan,” tuturnya.

Hal ini selaras dengan kemampuan kognitif dan matematika anak tersebut saat berusia 8 hingga 15 tahun nanti, dikutip Pikiran-rakyat.Bekasi.com dari laman The Conversation.

“Meski demikian, studi lain yang mengukur intelligence quotient (IQ) menemukan bahwa puasa Ramadan selama kehamilan tidak berpengaruh pada perkembangan intelektual.

“Dibandingkan dengan muslim yang tidak terpapar Ramadan saat di kandungan, muslim yang terpapar lebih berisiko mengalami gejala kesulitan bernapas atau didiagnosis dengan penyakit paru-paru,” katanya.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: The Conversation

Tags

Terkini

Terpopuler