"Paru organ penting untuk pertukaran oksigen, kalau ada gangguan di jaringan paru, terisi sel radang, maka fungsi pertukaran oksigen bisa terganggu dan anak bisa kekurangan oksigen. Kalau tidak ditangani bisa menyebabkan kematian," papar Nastiti.
Bakteri pneumococcus sendiri berpindah melalui udara misalnya ketika batuk atau bersin, darah atau permukaan terkontaminasi.
Baca Juga: Dikira Sedang Bersandar Saat Pimpin Sidang, Hakim PTTUN Ini Meninggal Dunia Usai Bertanya pada Saksi
Selain itu, bisa juga dengan imunisasi PCV (pneumococcal conjugate vaccine). Imunisasi ini bisa mulai diberikan pada balita di bawah usia 2 tahun hingga lansia berusia di atas 50 tahun.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dr. Siti Nadia Tarmizi menuturkan, pemerintah berkomitmen mencegah anakanak di Indonesia meninggal karena penyakit khusus pneumonia.
Untuk itu, pemantauan kasus-kasus pneumonia pada anak yang ditemukan di puskesmas, klinik maupun rumah sakit terus dilakukan, sembari mengintervensi pada kasus, sehingga tak menjadi kejadian luar biasa (KLB).
Baca Juga: Isu Pencekalan Rizieq Shihab Oleh Pemerintah RI Semakin Nyaring, Politisi PDI-P: Buktikan!
Selain itu, Nadia juga mengimbau orang tua untuk memperhatikan kualitas gizi anak sejak berada dalam kandungan sehingga anak lahir dalam keadaan berat badan lahir cukup dan penuhi jadwal imunisasinya.
Kurang gizi, anak lahir dengan berat badan kurang, tidak mendapatkan ASI eksklusif, ditambah imunisasi tak lengkap dan paparan asap rokok diketahui merupakan faktor risiko seseorang termasuk anak terkena pneumonia.***
Editor: Puji Fauziah
Sumber: ANTARA