Tahukah Anda Ada 7 Kunci untuk Meraih Kebahagiaan Menurut Ali bin Ali Thalib RA

- 19 November 2020, 19:46 WIB
Ilustrasi kebahagiaan menurut Ali bin Abi Thalib.
Ilustrasi kebahagiaan menurut Ali bin Abi Thalib. /JillWellington/PIXABAY

PR BEKASI – Setiap manusia yang berada di dunia tentunya ingin hidup bahagia. Dalam mendapatkan kebahagiaan itu pastinya manusia mempunyai cara yang berbeda-beda.

Akan tetapi, seringkali kebahagiaan itu identik dengan kekayaan atau materi, siapa pun yang mempunyai harta berlimpah bisa dikatakan dia hidup bahagia.

Padahal, mempunyai banyak materi tidak menjamin manusia itu bisa hidup bahagia. Pemahaman yang seperti itu bisa menjerumuskan manusia itu ke arah yang salah.

Baca Juga: Potensi Gelombang Laut Setinggi 5 Meter di Akhir Pekan, BMKG Minta Masyarakat Waspadai Perairan Aceh

Jika manusia mau mencari kebahagiaan dengan teliti, ternyata letak bahagia bukan pada materi. Tetapi ada pada sikap manusia itu dalam menjalani hidup.

Hal inilah yang pernah disampaikan oleh sahabat sekaligus menantu Rasulullah SAW, Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari situs Islam Indonesia, Ali bin Abi Thalib RA menyatakan bahwa setidaknya ada tujuh kunci untuk meraih kebahagiaan menurut suami Sayyidah Fathimah, putri Nabi tersebut. Lalu apa saja?

Baca Juga: Token Listrik Gratis hingga Desember, Kunjungi www.pln.co.id atau Melalui Whatsapp, Simak Caranya

Pertama, jangan membenci siapapun, sekalipun ada yang menyalahi hakmu.

Pernah mengalami hak pribadi kita direbut oleh orang lain? Jika pernah, yang sering terjadi, biasanya sikap kita langsung membenci orang yang bersangkutan.

Padahal kita tidak perlu membencinya. Cukup benci sikapnya saja. Sehingga tidak sampai memutus hubungan baik dengan orang tersebut. Dengan demikian, kita juga tidak akan menambah musuh.

Baca Juga: Minta Mendagri Jangan Asal Copot Kepala Daerah, DPRD Jakarta: Adakan Diskusi dengan Ahli

Kedua, jangan pernah bersedih secara berlebihan sekalipun masalah memuncak.

Tidak ada manusia yang tidak mempunyai masalah. Semua orang lahir di dunia bersamaan dengan berbagai masalah.

Bila masalah memuncak, jangan sampai ritme kesedihan mengikuti tingginya suatu persoalan.

Baca Juga: Seriusi Perbaikan Pendidikan Vokasi di Jabar, Ridwan Kamil Tandatangani Kerja Sama dengan Inggris

Sebab sedih yang memuncak, mampu menghilangkan daya kepekaan untuk mencari jalan keluar yang baik.

Ketiga, hiduplah dalam kesederhanaan sekalipun serba ada.

Saat seseorang dikaruniai kelebihan materi, cenderung ingin ditunjukkan kepada orang lain bahwa dirinya memang orang berada.

Baca Juga: Ajak Semua Pihak Lihat Penyusunan UU Cipta Kerja, Menaker: Ada Niat Mulia di Balik Penyusunannya

Namun, alangkah baiknya menjalani hidup dengan sederhana. Karena selain menumbuhkan rasa syukur, juga dapat menutup pintu dengki bagi orang yang tidak suka melihat orang lain serba cukup.

Keempat, berbuatlah kebaikan sekalipun banyak musibah.

Musibah memang mampu menguras perasaan dan hati. Bahkan terkadang mampu membuat orang hilang kendali.

Baca Juga: Ridwan Kamil Siap Penuhi Panggilan Bareskrim Polri Terkait Kerumunan Massa di Megamendung

Justru jika ingin hidup kita pulih dengan cepat dari musibah yang menimpa, berbuatlah kebaikan apa saja semampu kita.

Kebaikan itu bisa menguatkan jiwa agar lebih tabah menghadapi musibah. Semakin banyak kebaikan yang dilakukan, maka jiwa semakin kuat menghadapinya.

Kelima, perbanyak memberi walaupun engkau sedang susah.

Baca Juga: Kecewa Atas Putusan Hakim, Pengacara: Vonis Jerinx Tidak Penuhi Unsur Keadilan

Memberi di kala ekonomi menipis menjadi ujian tersendiri. Bagaimana bisa, saat kita sedang membutuhkan, tapi justru sesuatu yang dibutuhkan itu diberikan kepada orang lain?

Namun, inilah sikap unik dan terpuji. Orang yang biasa melakukan ini berarti telah menemukan adanya kenikmatan memberi dan berbagi di dalamnya.

Secara logika sepertinya tidak masuk akal. Tetapi sebenarnya akal kita saja yang belum masuk atau belum mampu memahami.

Baca Juga: Beredar Video Gus Nur Doakan Virus Corona Serbu Istana Sebelum Dirinya Dinyatakan Positif Covid-19

Dengan memberi sesuatu kepada orang lain meski dalam keadaan susah, sebenarnya pemberi sedang mengikis kesusahan itu sendiri. Sehingga tanpa sadar susah yang dialami cepat teratasi.

Keenam, tersenyumlah walaupun hatimu sedang menangis.

Muka cemberut adalah cerminan hati yang kusam. Fisik akan menggambarkan suasana hati. Namun cukup hebat bila tersenyum di kala hati tersayat karena dirundung kesedihan.

Baca Juga: Tanggapi Cuitan FPI yang Gaungkan Tagar Anies for Presiden 2024, Yunarto Wijaya: #PresidenFPI

Ada unsur pemaksaan akan penggambaran fisik dari keadaan hati yang sesungguhnya. Kondisi ini merupakan sikap yang bisa memulihkan hati dengan cepat.

Sebab terbantu dengan senyuman yang terkesan pura-pura itu, dan akhirnya lambat laun hati pun ikut tersenyum.

Ketujuh, jangan memutus doa untuk saudara muslim.

Baca Juga: KPK Terima Salinan Berkas Perkara Kasus Djoko Tjandra, Ali Fikri: Kami akan Telaah Dulu

Bagi orang muslim doa adalah senjata. Di kala tidak ada lagi sesuatu yang dilakukan, maka doa menjadi andalan.

Dengan mendoakan saudara muslim, sebenarnya doa itu kembali kepada siapa yang berdoa. Sebab setiap muslim yang sedang mendoakan kebaikan untuk muslim lainnya, malaikat akan mengaminkan doa itu agar terjadi pada si pendoa juga.

Begitu Rasulullah menyebutkan. Maka peluang kebaikan akan banyak diterima jika semakin sering mendoakan kebaikan untuk saudara sesama muslim.

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: islami.co


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah