Hasil Penelitian Terbaru Ilmuwan Inggris: Sakit Mata Bisa Jadi Indikator Terinfeksi Covid-19

11 Desember 2020, 15:04 WIB
ilustrasi sakit mata /Pixabay

 

PR BEKASI - Sampai saat ini diketahui ada beberapa gejala yang bisa menjadi indikator seseorang terkonfirmasi COVID-19, seperti suhu badan yang berada di atas normal serta adanya gangguan pernafasan.

Namun penelitian lebih lanjut, ternyata menunjukan bahwa sakit mata juga bisa menjadi salah satu gejala atau indikator COVID-19 terbaru.

Indikator itu ditemukan oleh sebuah penelitian ilmuwan di Anglia Ruskin University (ARU) di Inggris.

Baca Juga: Merasa Tak Dianggap dan Tak Dihargai oleh Kiwil, Rohimah: Adakah Pelangi Setelah Hujan Untukku

"Ini adalah studi pertama yang menyelidiki berbagai gejala mata yang mengindikasikan konjungtivitis dalam kaitannya dengan COVID-19," kata pemimpin studi, Profesor Shahina Pardhan dari Vision and Eye Research Institute di ARU seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Science Daily, Jumat, 11 Desember 2020.

Meski demikian, para ilmuwan tidak menampik masih perlu ada penelitian lebih lanjut untuk memastikan perbedaan sakit mati karena infeksi atau diakibatkan oleh COVID-19.

Namun, temuan ini tetap penting untuk mengidentifikasi bagaimana COVID-19 menyerang organ dalam tubuh.

Baca Juga: Dihujat Usai Paslon Jagoannya Kalah dari Menantu Jokowi, UAS: Saya Sudah Menang Sebelum Pencoblosan

"Studi ini penting karena membantu kami memahami lebih lanjut tentang bagaimana COVID-19 dapat menginfeksi konjungtiva dan bagaimana ini kemudian memungkinkan virus menyebar ke seluruh tubuh," kata dia.

Sementara itu, dikutip dari Mayo Clinic, Konjungtivitis merupakan peradangan atau infeksi pada selaput transparan (konjungtiva) yang melapisi kelopak mata dan menutupi bagian putih bola mata.

Ketika pembuluh darah kecil di konjungtiva meradang, maka mereka lebih terlihat dan inilah yang menyebabkan bagian putih mata seserang tampak kemerahan atau merah jambu.

Baca Juga: Dekati Tengah Malam, Kapolda Banten dan Karopenmas Humas Polri Resmi 'Dicopot' Kapolri

Biasanya masalah ini ditandai mata merah disertai rasa gatal dan mata berair.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal BMJ Open Ophthalmology itu menemukan, 16 persen partisipan yang terkena COVID-19 mengaku mengalami sakit mata.

Sementara itu hanya 5 persen dari mereka yang pernah mengalami kondisi tersebut sebelum terdiagnosis COVID-19.

Baca Juga: Terkejut Dengar Kesaksian Kondisi Tubuh Laskar FPI yang Tewas, DPR Minta Adakan Rapat Tambahan

Temuan lainnya menunjukkan, dari 83 responden sekitar 81 persen melaporkan masalah mata dalam dua minggu setelah gejala COVID-19 lainnya dan 80 persen partisipan melaporkan mengalami masalah mata berlangsung kurang dari dua minggu.

Di sisi lain, sebanyak 18 persen orang melaporkan menderita fotofobia atau sensitivitas cahaya sebagai salah satu gejala mereka dan kondisi ini meningkat 5 persen dari keadaan sebelum terkena COVID-19.

Saat ini penelitian vaksin COVID-19 telah banyak dilakukan, banyak diantaranya diklaim teruji dapat melawan COVID-19.

Baca Juga: Demi Uang Rp14 Juta, YouTuber Ini Rela 'Prank' Pacarnya yang Sedang Hamil Hingga Berujung Kematian

Namun, banyak peneliti yang tetap menyarankan untuk melakukan protokol kesehatan 3M, meski vaksin COVID-19 telah ada.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Science Daily

Tags

Terkini

Terpopuler