Data Terbaru Sebut Bayi yang Lahir dari Ibu Terinfeksi Covid-19 Kebal dari Virus Corona

30 Januari 2021, 12:30 WIB
Ilustrasi bayi yang baru lahir. /Pixabay

PR BEKASI - Jika seorang ibu tertular Covid-19 selama kehamilan, dapatkah bayinya memiliki kekebalan terhadap virus Covid-19?

Data awal mengisyaratkan bahwa jawabannya adalah ya, tetapi masih banyak pertanyaan yang masih tersisa.

Kesimpulan diambil dalam sebuah studi baru yang diterbitkan pada 29 Januari di jurnal Jama Pediatrics.

Para ilmuwan menganalisis sampel darah dari 1.470 ibu hamil, 83 di antaranya dinyatakan positif Covid-19 setelah menjalani tes Antibodi.

Baca Juga: Beli Jam Tangan Naga Super Mewah di Olshop yang Datang Ternyata Jam Beginian, Pembeli Kecewa

Seperti diketahui tubuh secara alami akan menghasilkan antibodi untuk memusnahkan SARS-CoV-2, penyebab Covid-19.  

Sampel darah tali pusar dari sebagian besar bayi yang lahir dari para ibu ini juga dinyatakan positif untuk antibodi.

Bayi-bayi itu telah mengembangkan antibodi tanpa perlu terinfeksi Covid-19 terlebih dahulu, menunjukkan bayi-bayi tersebut mengambil kekebalan pasif.

Namun, jumlah antibodi yang diberikan kepada bayi sangat bergantung pada jenis dan jumlah antibodi yang ada pada ibu, dan kapan ia tertular Covid-19 selama kehamilan.

Baca Juga: Usai Dinyatakan Sembuh dari Covid-19, Gubernur Jawa Timur Khofifah Langsung Menjalani Aktivitas

“Semakin lama waktu antara infeksi dan persalinan ibu, semakin besar transfer antibodi,” penulis studi Dr. Karen Puopolo dan Dr. Scott Hensley dari Fakultas Kedokteran Universitas Pennsylvania Perelman seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Live Scincce, 30 Januari 2021.

Antibodi yang ditransfer dapat memberikan perlindungan kepada bayi yang baru lahir, tetapi masih banyak yang harus diteliti.

"Masih ada pekerjaan yang harus dilakukan untuk menentukan tingkat dan jenis antibodi yang diperlukan untuk melindungi bayi baru lahir dari infeksi SARS-CoV-2, dan berapa lama antibodi tersebut dapat bertahan dalam sirkulasi bayi baru lahir," kata penulis.

Baca Juga: Dukung Pelaku Rasisme Diproses Hukum, Wabup Mimika: Perbedaan Tak Boleh Jadi Alasan Mendiskreditkan Sesama

Pertanyaan besar lainnya adalah seberapa baik antibodi yang ditransfer "menetralkan" Covid-19, yang berarti memblokir kemampuannya untuk menginfeksi sel, kata mereka.

“Kami berharap memiliki data ini,” kata Dr. Flor Muñoz-Rivas, seorang profesor penyakit menular pediatrik di Baylor College of Medicine di Houston, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.

"Dengan mempelajari transfer antibodi setelah infeksi Covid-19 secara alami, kami dapat mengumpulkan petunjuk tentang apakah vaksin yang diberikan kepada orang hamil memberikan perlindungan serupa untuk bayi baru lahir," imbuhnya.

Baca Juga: Kesal dengan Kasus Jagal Kucing di Medan, Sherina Munaf Dukung Penuh Polisi Usut dan Tangkap Pelaku

Lebih lanjut para peneliti mencari Antibodi RBD yang paling penting untuk menetralkan virus penyebab Covid-19.

Tetapi tidak semua antibodi RBD dapat melewati plasenta, kata Muñoz-Rivas. Itu karena plasenta hanya memungkinkan antibodi tertentu masuk, menggunakan reseptor dan protein khusus yang mengangkut antibodi ke dalam organ.

Hanya antibodi kecil berbentuk Y yang disebut imunoglobulin G (IgG) yang dapat masuk ke dalam reseptor, sehingga mereka sendiri dapat mencapai janin dan memberikan perlindungan kekebalan dari virus SARS-CoV-2.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Live Science

Tags

Terkini

Terpopuler