Senator AS Kecam Pemerintah Israel karena Tidak Mengirim Vaksin Covid-19 ke Warga Palestina

25 Februari 2021, 18:19 WIB
Senator AS dari Partai Demokrat, Bernie Sanders. /Yuri Gripas/REUTERS

PR BEKASI - Kebijakan Israel yang mengirimkan vaksin Covid-19 lebih dulu kepada sekutu jauhnya daripada ke Palestina dikecam oleh senator AS dari Partai Demokrat, Bernie Sanders.

Senator AS Bernie Sanders mengkritik pemerintah Israel karena mengirimkan Covid-19 vaksin ke sekutu asing sebelum mengirim vaksin ke Palestina.

Dirinya diketahui telah menanggapi cuitan dari New York Times yang menyatakan bahwa kebijakan tersebut telah membuat marah warga Palestina.

Israel dianggap bertanggung jawab atas kesejahteraan orang-orang Palestina di wilayah pendudukan, di mana vaksin langka.

Baca Juga: Viral! Polisi Ini Takut Disuntik Sampai Baca Doa Qunut dan Ayat Kursi, Gus Nadir: Ini Pasti Wong NU

Baca Juga: PP GPI Akan Polisikan Presiden Jokowi, Refly Harun: Tidak Mudah Proses Seorang Kepala Negara

"Israel bertanggung jawab atas kesehatan semua orang yang berada di bawah kendalinya," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Jerusalem Post.

Dirinya juga mengatakan, kebijakan yang dibuat oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu tersebut sangat memalukan.

"Sangat memalukan bahwa Netanyahu akan menggunakan vaksin cadangan untuk memberi penghargaan kepada sekutu asingnya, sementara begitu banyak orang Palestina di wilayah pendudukan masih menunggu," katanya.

Ketika Israel mulai meluncurkan vaksinnya akhir tahun lalu, beberapa aktivis dan outlet media asing mengkritik Israel karena tidak memasukkan Palestina.

Baca Juga: Raih Public Leader Awards, Anies Baswedan Persembahkan untuk Jajaran Pemprov DKI Jakarta

Mereka beralasan bahwa menurut hukum internasional, Israel adalah "kekuatan pendudukan" dan harus memvaksinasi mereka.

Israel, telah menunjukkan bahwa Persetujuan Oslo yang diakui secara internasional menyatakan bahwa Otoritas Palestina (PA) bertanggung jawab atas perawatan kesehatan penduduknya, termasuk vaksinasi.

Terlepas dari masalah hukum, pemerintah telah mengirimkan ribuan dosis vaksin Covid-19 ke PA dan memfasilitasi masuknya vaksin Sputnik V yang merupakan doansi dari Rusia.

Pekan lalu, Benjamin Netanyahu mengatakan Israel dan Palestina berada dalam satu rentang epidemiologis.

Baca Juga: Kondisi Mabuk, Oknum Polisi Bripka CS Tembak Tiga Orang Hingga Tewas di Kafe Cengkareng

"Kami memiliki kepentingan yang jelas bahwa kami tidak ingin penyakit dan orang sakit melewati perbatasan kami dari Otoritas Palestina dan Gaza," katanya.

Selain itu, PA juga menuduh Israel menahan sekitar 2.000 dosis vaksin Covid-19 yang ditujukan untuk petugas kesehatan di Jalur Gaza.

Israel bertanggung jawab penuh atas tindakan sewenang-wenang ini," kata Menteri Kesehatan Palestina Mai Al-Kaila dalam sebuah pernyataan.

COGAT, otoritas Israel yang menjalankan urusan sipil di wilayah Palestina yang diduduki, mengatakan Otoritas Palestina telah meminta untuk menerima 1.000 dosis vaksin Covid-19 ke Jalur Gaza.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Keluarga Cikeas Runtuh karena Demokrat Berhasil Dikudeta, Ini Faktanya

Akan tetapi, permintaan pengiriman vaksin Covid-19 tersebut harus menunggu keputusan pemerintah Israel terlebih dahulu.

Sumber-sumber Israel mengatakan pengiriman vaksin itu bukan tindakan administratif sederhana di bawah lingkup COGAT.

Melainkan keputusan pemerintah Israel yang mungkin terkait dengan pembicaraan antara Hamas yang berkuasa di Jalur Gaza dan Israel.

Kedua belah pihak telah berperang tiga kali sejak 2008, dan Israel telah menuntut pembebasan dua sandera Israel yang dilaporkan masih di Gaza serta sisa-sisa dua tentara yang tewas dalam perang terakhir, pada 2014.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Jerussalem Post

Tags

Terkini

Terpopuler