Usai Perintahkan Serangan Udara di Suriah, Joe Biden Peringatkan Iran Hati-Hati

28 Februari 2021, 08:07 WIB
Presiden AS, Joe Biden. /REUTERS/Jonathan Ernst /

PR BEKASI – Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden mengatakan Iran tidak dapat bertindak dengan impunitas dan memperingatkan Iran untuk berhati-hati setelah serangan udara AS di situs milisi pro-Iran di Suriah.

Pernyataan Joe Biden itu datang saat dia meninjau tim medis berseragam di situs vaksinasi publik di NRG Park, tempat olahraga utama di Houston, Texas, 26 Februari 2021.

"Anda tidak dapat bertindak dengan impunitas. hati-hati," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera, Minggu, 28 Februari 2021.

Baca Juga: Menyesal Pernah jadi Pembuli saat Sekolah, Hyunjin 'Stray Kids' Rehat dari Dunia Hiburan K-pop

Baca Juga: Polri Larang Polisi ke Tempat Hiburan dan Minum Miras, Masyarakat yang Lihat Diminta Lapor

Baca Juga: Polisi Tangkap 10 Pelaku Pengedar Uang Asing Palsu Rp2.8 Triliun yang Diedarkan di Jawa-Bali

Menurut Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki, Joe Biden telah memberikan peringatan yang jelas dan tidak ambigu terhadap Iran.

"Dia punya hak untuk mengambil tindakan melontarkan ancaman apapun demi melindungi Amerika," katanya.

Seperti diketahui, militer AS telah melakukan serangan terukur di Suriah timur yang digunakan oleh milisi pro-Iran, sebagai tanggapan atas serangan roket terhadap sasaran AS di Irak.

Serangan udara tersebut merupakan serangan militer pertama yang diperintahkan oleh Joe Biden sejak ia menjadi presiden.

Serangan udara militer AS yang terjadi pada Kamis, 25 Februari 2021 tersebut telah menuai kritik tajam dari Suriah dan Iran.

Baca Juga: Kelompok Bersenjata Nigeria Bebaskan Puluhan Pelajar, 300 Korban Penculikan Masih Ditahan

Pada serangan tersebut, diketahui sebanyak 22 anggota milisi Pro-Iran dilaporkan menjadi korba tewas.

John Kirby mengatakan Serangan udara itu disengaja dan ditujukan untuk mengurangi situasi keseluruhan di Suriah timur dan Irak.

Shihab Rattansi dari Al Jazeera, yang berada di Washington DC, mengatakan ada upaya yang jelas untuk membedakan dengan pendahulu Joe Biden, yaitu Donald Trump.

"Mereka mencoba untuk membandingkan dengan era Donald Trump yang dalam menanggapi serangan terhadap pasukan koalisi di Irak menggunakan kekuatan yang paling tidak proporsional dengan membunuh jenderal Iran (Qassem) Soleimani," katanya.

Baca Juga: Pakai Cara Tak Biasa, Wali Kota Kediri Gunakan Lagu Hip-Hop Kampanye Donor Plasma Konvalesen

Seyyed Mohammad Marandi, seorang profesor sastra Inggris dan orientalisme di Universitas Teheran mengatakan langkah tersebut menunjukkan bagaimana pemerintahan Joe Biden dan Donald Trump akan sama.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif berbicara dengan mitranya dari Suriah pada Jumat, 26 Februari 2021 beberapa jam setelah serangan udara AS.

"Kedua belah pihak menekankan perlunya Barat untuk mematuhi resolusi Dewan Keamanan PBB tentang Suriah," katanya.

Jurnalis AS Ayman Mohyeldin membuat garis waktu untuk menunjukkan kesamaan antara langkah Joe Biden dan beberapa mantan presiden AS.

Baca Juga: Digugat Uni Eropa Soal Kebijakan Bahan Mentah, Mendag Akan Ngotot Perjuangkan Kekayaan Alam Indonesia

AS telah lama dikritik karena intervensi militer di beberapa negara mayoritas Muslim seperti Irak dan Libya dan memaksakan perubahan rezim yang menyebabkan kekacauan politik dan ketidakstabilan.

Selain mendapat kecaman dari dunia internasional, langkah yang dibuat AS itu juga mendapat kecaman dari dalam negeri.

Hillary Mann Leverett, CEO dari konsultan risiko politik Stratega, mengatakan meski serangan udara mengirimkan pesan tentang kesetiaan pemerintahan Joe Biden di kawasan itu, mereka tidak akan meredakan situasi di Timur Tengah.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler