Merasa Dipojokan, Pemerintah India Minta Twitter Hapus Cuitan tentang Kritik Penanganan Covid-19

25 April 2021, 10:08 WIB
Ilustrasi cuitan di Twitter yang mengkritik penanganan Covid-19 di India. /Twitter/

PR BEKASI – Pemerintah India meminta salah satu platform media sosial, Twitter, untuk menghapus banyaknya cuitan yang mengkritik penanganan Covid-19 di India, termasuk anggota parlemen lokal.

Juru Bicara (jubir) Twitter mengatakan bahwa pihaknya telah menahan beberapa cuitan yang diminta oleh pemerintah India.

Pemerintah India membuat perintah darurat untuk memblokir sejumlah cuitan yang mengkritik penanganan Covid-19 negaranya, ungkap Twitter di database Lumen, sebuah proyek Harvard University.

Dalam permintaan hukum negara pada tanggal 23 April 2021 yang diungkapkan di Lumen, terdapat 21 cuitan di Twitter yang disebutkan.

Baca Juga: Simak, Tips Aman Jalani Puasa bagi Penderita Maag

Salah satunya cuitan dari seorang anggota parlemen bernama Revnath Eddy, dan seorang menteri di negara bagian Benggala Barat bernama Moloy Ghatak, juga seorang pembuat film bernama Avinash Das.

Peraturan yang dkutip dalam permintaan pemerintah India berdasarkan Undang-Undang Teknologi Informasi tahun 2000.

"Saat kami menerima permintaan hukum yang sah, kami meninjaunya berdasarkan Peraturan Twitter dan hukum setempat," tutur Jubir Twitter, memberi keterangan melalui surel, dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Reuters, Minggu, 25 April 2021.

Pihak Twitter juga mengatakan cuitan yang dihapus merupakan cuitan yang melanggar aturan Twitter. Tetapi jika konten cuitan tidak melanggar aturan, maka cuitan tersebut akan dihapus atau ditahan aksesnya hanya untuk wilayah India.

Baca Juga: Profil Fatimah Az Zahra Salim Barabud, Gadis 19 Tahun yang Dikabarkan jadi Calon Istri UAS

“Jika konten melanggar aturan Twitter, konten tersebut akan dihapus dari layanan. Jika ditetapkan sebagai ilegal di yurisdiksi tertentu, tetapi tidak melanggar Aturan Twitter, kami dapat menahan akses ke konten tersebut hanya di India," tutur Jubir Twitter.

Twitter akan melakukan konfirmasi terlebih dahulu secara langsung kepada pemilik akun, bahwa cuitan mereka ditahan berkaitan dengan aturan hukum.

India sedang dalam cengkeraman gelombang kedua Covid-19. Selama tiga hari berturut-turut India telah memecahkan rekor kasus harian tertinggi di dunia.

Lonjakan angka infeksi Covid-19 di India diibaratkan oleh pengadilan tinggi Delhi sebagai "tsunami".

Baca Juga: Larang Tepuk Tangan karena Dianggap Budaya Yahudi, Budiman Sudjatmiko Sindir Abdullah Hehamahua

Sebanyak 1,3 miliar kasus Covid-19 tercatat di seluruh India, naik 346.786, menurut Kementerian Kesehatan pada Sabtu, 24 April 2021, dari total 16,6 juta kasus.

Sedangkan angka kematian akibat Covid-19 naik 2.624 sehingga total kematian per hari Sabtu adalah 189.544.

Pakar kesehatan mengatakan, India lengah saat musim dingin kemarin, ketika angka kasus berjalan sekitar 10.000 per hari dan dianggap masih dibawah kendali.

Kemudian pemerintah mencabut pembatasan, dan masyarakat mulai melakukan berbagai kegiatan seperti festival. Selain itu, adanya pesta demokrasi politik untuk pemilihan lokal menambah parahnya keadaan.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler