Percaya Covid-19 Disebabkan Gangguan 'Roh Jahat', Warga India Lebih Pilih Berobat ke Dukun daripada RS

3 Mei 2021, 16:46 WIB
Mayoritas masyarakat India lebih memilih berobat ke dukun untuk mengobati Covid-19 karena mereka percaya Covid-19 disebabkan oleh gangguan roh jahat. /thiswillblowmymind.com.

PR BEKASI – India masih dilanda lonjakan kasus Covid-19 gelombang kedua yang sampai sekarang belum diketahui kapan berakhirnya.

Dengan keadaan yang semakin parah, pasien Covid-19 di India menurut para dokter semakin terlihat putus asa.

Hal tersebut terlihat dari banyaknya pasien Covid-19 yang beralih berobat ke dukun untuk dapat menyembuhkan mereka.

Baca Juga: Minta Tri Rismaharini Usut Juga Pengelola Data Bansos Ganda, Roy Suryo: Berani Dilaporkan Sekalian?

Menurut Dr Ashita Rebecca Singh dari Rumah Sakit Kristen Chinchpada, Maharashtra, India, mayoritas masyarakat India percaya bahwa Covid-19 disebabkan oleh gangguan roh jahat.

“Saya melihat banyak Covid-19 yang perutnya terdapat bekas luka bakar, hal tersebut dilakukan oleh para dukun untuk mengusir roh jahat yang menurut mereka menyebabkan Covid-19,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Independent.

Diketahui, para dukun tersebut melakukan pengobatan dengan menempelkan besi panas ke bagian tubuh korban untuk mengusir roh jahat tersebut, yang menurut para dokter dapat menyebabkan infeksi.

Baca Juga: Jemaah Pakai Masker Diusir DKM, Guru Besar UIN Jakarta: Kalau Akarnya Tak Dibenahi, Esok Muncul Kasus Lainnya

“Cara pengobatan seperti itu tidak lebih baik dari pengobatan yang kami berikan di rumah sakit. Itu dapat menyebabkan infeksi pada luka bakar,” katanya.

Selain menggunakan besi panas, Rebecca mengatakan masyarakat India lainnya mengandalkan pengobatan herbal dan kepercayaan kuno.

Sementara itu, beberapa dari mereka melarikan diri dari desa mereka karena mereka mengira roh jahat yang harus disalahkan atas kematian orang.

Baca Juga: Kerap Disamakan dengan Andin di Ikatan Cinta, Ternyata Ini Sosok Amanda Manopo yang Sesungguhnya

“Orang-orang melarikan diri dari desa mereka karena mereka mengira roh jahat telah datang dan itulah sebabnya orang-orang sekarat. Ini adalah kepercayaan tradisional,” katanya.

Rebecca mengatakan mereka memilih rumah sakit sebagai pilihan terakhir ketika semua metode pengobatan yang telah mereka coba gagal.

“Banyak dari mereka yang memilih pergi ke rumah sakit hanya sebagai upaya terakhir setelah berbagai metode pengobatan yang mereka lakukan gagal. Banyak yang akhirnya meninggal di gerbang karena sudah terlambat,” katanya.

Baca Juga: Di Tahun 2030, Bulan Ramadhan Diprediksi Akan Dirayakan Dua Kali dalam Setahun

Menurutnya hanya sebagian kecil masyarakat India yang memilih rumah sakit sebagai tujuan berobat utama mereka saat terkena Covid-19.

“Hanya sebagian kecil yang akan datang ke dokter; yang lainnya akan pergi ke dukun atau praktisi adat yang akan memberi mereka obat herbal untuk penyakit mereka. Karena itu, banyak waktu terbuang sehingga banyak yang meninggal,” katanya.

Dalam beberapa kasus, orang-orang dilaporkan juga beralih ke perawatan medis yang tidak terbukti dalam upaya putus asa untuk menyelamatkan orang yang mereka cintai.

Baca Juga: Makanan Ini Sebaiknya Jangan Dihangatkan Lagi untuk Sahur, Risikonya Bisa Fatal hingga Picu Kanker

Sedangkan dalam kasus lain, mereka pergi ke pasar gelap untuk obat-obatan penyelamat hidup yang tidak banyak tersedia.

Itu terjadi ketika total kasus Covid-19 di India melewati 18 juta pada Kamis, 29 April 2021 setelah jumlah infeksi harian yang mencapai rekor dunia lainnya.

Negara terpadat kedua di dunia ini berada dalam krisis yang parah, dengan rumah sakit dan kamar mayat kewalahan.

Penggali kubur telah bekerja sepanjang waktu untuk mengubur korban, sementara ratusan dikremasi di tumpukan kayu sementara di taman dan tempat parkir mobil.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Independent

Tags

Terkini

Terpopuler