PR BEKASI – Akibat perubahan iklim yang gejalanya sudah semakin nyata, membuat sejumlah petani beras di Vietnam harus beralih profesi.
Hal ini dilakukan karena adanya perubahan iklim yang membuat mereka tidak bisa lagi memanen padi.
Diakui salah satunya oleh petani bernama Ta Thi Tanh Thuy. Ia mengaku telah bekerja bertahun-tahun sebagai petani beras di salah satu daerah di Vietnam yang diapit oleh Sungai Mekong dan Laut Natuna Utara.
Baca Juga: Najwa Shihab Rutin Dengarkan Al-Quran Selama Dirawat di Rumah Sakit, Turuti Pesan Sang Ayah
Wilayah tersebut dikenal sebagai wilayah yang luas dan penghasil biji-bijian berharga di Vietnam, salah satunya biji untuk beras.
Selama 10 tahun menjadi petani beras, tidak pernah terpikir olehnya bahwa dia dan teman-teman petani harus beralih profesi menjadi seorang petambak udang.
Hal tersebut tidak mungkin pernah terjadi sebenarnya kalau bukan karena perubahan iklim.
Perubahan iklim membuat tinggi air laut meningkat dan membawa sejumlah air dengan kadar garam tinggi ke wilayah delta di Sungai Mekong.
Sedangkan padi-padi tidak bisa tumbuh dengan air yang memiliki kadar garam tinggi. Sehingga petani beras mengalami gagal panen.
“Kami menanam padi, tetapi tidak memanen padi,” tutur Ta Thi Tanh Thuy.
“Ada saat padi masih bisa tumbuh saat air masih segar. Tapi kemudian air menjadi semakin asin setiap tahun,” lanjutnya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Kamis, 6 Mei 2021.
Keadaan juga diperparah dengan adanya pembangkit listrik tenaga air di hulu sungai yang semakin mengurangi jumlah aliran air bersih untuk persawahan.
Duong Minh Hoang, seorang mantan Direktur Pusat Promosi Pertanian di Provinsi Soc Trang mengatakan bahwa setidaknya sepertiga dari area pertanian padi di sepanjang garis pantai 72 kilometer Provinsi Soc Trang telah terpengaruh oleh penggaraman selama beberapa tahun terakhir.
Ia mengimbau masyarakat untuk beralih ke budidaya yang cocok dengan air berkadar garam tinggi karena bagaimana pun untuk bertahan hidup para petani harus beradaptasi dengan perubahan iklim.
“Kami mengimbau masyarakat untuk beralih ke tanaman yang cocok dengan salinitas,” tuturnya.
“Perubahan iklim berdampak pada semua orang di sini. Kami harus mencoba beradaptasi untuk bertahan hidup,” lanjut Duong Minh Hoang.
Vietnam sebagai negara ketiga penghasil beras didunia ini harus beralih ke budidaya udang.
Pemerintah pun mendorong peningkatan ekspor udang, dua kali lipat lebih banyak dari sebelumnya.
Tetapi peralihan ke budidaya udang juga menimbulkan masalah lingkungan yang lain.
Lembaga konservasi alam internasional, IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources), memperkirakan lebih dari separuh hutan bakau alami di Vietnam akan habis karena dibuka untuk membuat tambak-tambak udang.
Sedangkan hutan bakau di pesisir merupakan rantai perlindungan pantai dari erosi dan gelombang badai laut yang akan menghantam daratan.***