Badan Antariksa Eropa Laporkan Bongkahan Gunung Es Seluas Pulau Madura Hanyut ke Laut

24 Mei 2021, 09:18 WIB
Badan Antariksa Eropa (ESA) laporkan bahwa bongkahan gunung es seluas Pulau Madura di Indonesia hanyut ke laut. /Reuters/ ESA

 

PR BEKASI - Tahukah Anda, setiap tahunnya pasti akan ada bongkahan es baru yang terbentuk serta terpisah dari bongkahan es utamanya yang jauh lebih besar.

Baru-baru ini, bongkahan gunung es terbesar di dunia yang memiliki panjang 175 kilometer, dengan lebar ebar 25 kilometer terpisah dari Rak Es Ronne di Antartika dan sekarang hanyut di Laut Weddell, menurut Badan Antariksa Eropa (ESA).

Dikenal sebagai A-76, luas permukaan dari gunung es tersebut adalah 4.320 kilometer persegi, lebih besar dari pulau Mallorca di Spanyol, jika di Indonesia hampir seluas pulau Madura yang memiliki luas 4.429 kilomter persegi.

Ukuran A-76 jauh lebih besar dari A-23A yang sebelumnya merupakan bongkahan es terbesar (permukaannya sekitar 3.380 kilometer persegi) yang juga masih mengapung di Laut Weddell.

Baca Juga: Lapisan Es Pecah di Antartika, Hasilkan Gunung Es yang Lebih Luas dari New York

Objek serupa lainnya dari Antartika yang mengancam pulau habitat penguin di Amerika Selatan bagian selatan telah kehilangan sebagian besar massanya dan pecah, kata para ilmuwan awal tahun ini.

A-76 pertama kali terdeteksi oleh Survei Antartika Inggris dan dikonfirmasi oleh Pusat Es Nasional AS yang berbasis di Maryland sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Astro Awani pada Senin, 24 Mei 2021.

Keberadaan gunung es dideteksi menggunakan gambar dari Copernicus Sentinel-1, yang terdiri dari dua satelit yang mengorbit di kutub.

Menurut para ilmuwan, beberapa gunung es yang lebih jauh dari Kutub Selatan telah mengalami proses pemecahan dan pemisahan dari lokasi aslinya lebih cepat selama beberapa tahun terakhir.

Baca Juga: Seperti Gunung Es, Epidemiolog Sebut Kasus yang Terinfeksi Covid-19 di Indonesia Jauh Lebih Banyak

Lebih lanjut Rak Es Ronne di dekat dasar Semenanjung Antartika adalah salah satu yang terbesar dari beberapa lapisan es besar yang terapung dan terhubung ke daratan benua dan meluas ke laut sekitarnya lapor India Express.

Terlepasnya A-76, yang kemungkinan akan segera pecah menjadi dua atau tiga bagian, tidak terkait dengan perubahan iklim, kata Ted Scambos, seorang ahli glasiologi penelitian di Universitas Colorado di Boulder.

Scambos mengatakan Ronne dan lapisan es besar lainnya, Ross, telah "berperilaku dalam mode kuasi-periodik yang stabil" selama seabad terakhir atau lebih.

Karena es sudah mengapung di laut sebelum lepas dari pantai, pemecahannya tidak menaikkan permukaan laut, katanya kepada Reuters melalui email.

Beberapa rak es di sepanjang semenanjung Antartika, lebih jauh dari Kutub Selatan, telah mengalami disintegrasi yang cepat dalam beberapa tahun terakhir, sebuah fenomena yang diyakini para ilmuwan mungkin terkait dengan pemanasan global, menurut Pusat Data Salju dan Es Nasional AS.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Astro Awani

Tags

Terkini

Terpopuler