Presiden Mesir dan Joe Biden Bahasas Kelanjutan Gencatan Senjata dan Rekonstruksi Gaza

25 Mei 2021, 10:37 WIB
Presiden Mesir Abdel Fattah As-Sisi. /Amr Abdallah Dalsh/REUTERS

PR BEKASI - Sudah memasuki hari keempat sejak disepakatinya gencatan senjata Israel-Palestina.

Hingga saat ini pejabat dari AS dan Mesir masih membahas perihal bantuan yang akan diberikan kepada warga Palestina di Gaza.

Kendati demikian, pada Senin, 24 Mei 2021, Presiden AS Joe Biden menelepon Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi untuk kemudian membahas penguatan gencatan senjata Gaza, bantuan kemanusiaan dan upaya rekonstruksi internasional.

Kedua pemimpin tersebut juga membahas cara untuk menghidupkan kembali proses perdamaian antara Israel dan Palestina.

Baca Juga: Mesir Tuai Pujian Usai Gencatan Senjata Israel-Hamas, Joe Biden Ucapkan Terimakasih

Sementara itu, pada Senin malam, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken akan mengakhiri kunjungannya ke wilayah Kairo dan Amman.

"Biden memperjelas tekad negaranya untuk bekerja memulihkan ketenangan dan memulihkan kondisi seperti di wilayah Palestina, serta upaya koordinasi dengan semua mitra internasional untuk mendukung Otoritas Palestina serta rekonstruksi," kata staf kepresidenan, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters, Selasa, 25 Mei 2021.

Sedangkan di Washington, Gedung Putih mengatakan bahwa Biden dalam panggilan telepon tersebut berterima kasih kepada Mesir atas diplomasi dan koordinasi untuk mengakhiri permusuhan Israel-Palestina.

"Biden dan Sisi membahas kebutuhan mendesak untuk warga Palestina di Gaza dan mendukung upaya pembangunan kembali dengan cara yang menguntungkan orang-orang di sana dan bukan Hamas," katanya.

Baca Juga: Dari Joe Biden hingga Presiden Mesir, Begini Reaksi Tokoh Dunia soal Gencatan Senjata Israel-Palestina

Kemudian, dalam panggilan kedua Biden ke Sisi beberapa hari kedepan akan membahas konflik yang terjadi di Israel dan Palestina.

Namun kali ini pembahasan akan diperluas ke hubungan bilateral dan beberapa isu regional, termasuk Libya dan Irak.

Biden dan Sisi bertukar pandangan tentang Bendungan Renaisans Besar Ethiopia, yang dibangun Ethiopia di Nil Biru dan Mesir yang dilihat sebagai ancaman eksistensial.

Sementara itu, Sudan prihatin dengan keamanan bendungan, pengaturan aliran air melalui bendungan dan stasiun airnya sendiri.

Baca Juga: Israel dan Hamas Sepakati Gencatan Senjata, PBB hingga Mesir Janji Tak Akan Lepas Tangan

Gedung Putih juga mengatakan bahwa telah disepakatinya upaya diplomatik selama periode mendatang untuk mencapai kesepakatan melindungi hak air dan pembangunan untuk semua pihak.

"Biden mengakui kekhawatiran Mesir tentang akses ke perairan Sungai Nil dan menggarisbawahi kepentingan AS dalam mencapai resolusi diplomatik yang memenuhi kebutuhan sah Mesir, Sudan, dan Ethiopia," kata staf kepresidenan Gedung Putih.

Selain itu, dalam hal ini Sisi dan Biden juga membahas hak asasi manusia di Mesir dan komitmen mereka untuk terlibat dalam dialog yang transparan.

"Biden menggarisbawahi pentingnya dialog konstruktif tentang hak asasi manusia di Mesir." ujarnya.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler