Israel dan Hamas Sepakati Gencatan Senjata, PBB hingga Mesir Janji Tak Akan Lepas Tangan

- 21 Mei 2021, 15:47 WIB
 PBB, Mesir dan Qatar akan memantau gencatan senjata Israel-Palestina.
PBB, Mesir dan Qatar akan memantau gencatan senjata Israel-Palestina. /Reuters

PR BEKASI - Setelah 11 hari diserang secara bertubi-tubi oleh militer Israel, kesepakatan gencatan senjata akhirnya disetujui.

Israel dan kelompok militan Hamas menyepakati gencatan senjata yang dimediasi oleh Mesir.

Kendati demikian, Hamas tetap memperingatkan bahwa pihaknya masih memiliki Hands on The Trigger dan menuntut Israel mengakhiri kekerasan di Yerusalem.

Baca Juga: Sudah Gencatan Senjata, Presiden Suriah Sebut Rezim Israel Bertahan Hidup dari Aksi Teror ke Rakyat Palestina

Selain itu, Hamas mendesak Israel untuk memperbaiki kerusakan di Jalur Gaza setelah sejumlah serangan yang dilancarkan sejak 10 Mei 2021 lalu.

Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mehmood Qureshi mengatakan bahwa negaranya menyambut baik pengumuman gencatan senjata antara Palestina dan Israel.

“Ini adalah kekuatan aksi kolektif dan terpadu, ini adalah upaya setiap orang dan setiap bangsa, bersama-sama untuk tujuan yang adil,” kata FM Qureshi dalam sebuah cuitannya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com melalui Tribune.com pada Jumat, 21 Mei 2021.

Baca Juga: Gencatan Senjata Israel-Palestina, Siapa yang Menang?

"Semoga gencatan senjata ini menjadi langkah pertama menuju perdamaian di Palestina," ucapnya.

"Implementasi resolusi PBB untuk pembentukan Negara Palestina yang merdeka dan bersebelahan dengan Al-Quds Al Sharif sebagai ibukotanya, sangat penting," ujar FM Qureshi.

Kemudian dia juga menambahkan bahwa pendudukan Israel di Palestina harus diakhiri dan permukiman ilegal dan rezim apartheid seperti yang diberlakukan di wilayah pendudukan harus dibongkar.

Serta implementasi resolusi PBB untuk pembentukan Negara Palestina yang merdeka dan bersebelahan dengan Al-Quds Al Sharif sebagai ibukotanya.

Baca Juga: Hamas Buka Suara Soal Gencatan Senjata: Palestina Akan Tunduk pada Kesepakatan, Jika Israel Juga Melakukannya

Sedangkan presiden AS Joe Biden berjanji akan menyelamatkan Gaza yang telah hancur karena pengeboman udara Israel di daerah padat penduduk yang menewaskan sedikitnya 232 warga Palestina, sementara serangan roket Hamas menewaskan 12 orang di Israel selama serangan agresi Israel.

Diketahui, banyak di antaranya warga Palestina  telah menghabiskan 11 hari meringkuk karena takut akan serangan Israel yang membanjiri jalan-jalan di Gaza.

Selain itu, sejak konflik dimulai hampir 450 bangunan di Jalur Gaza telah hancur atau rusak parah, termasuk enam rumah sakit dan sembilan pusat kesehatan perawatan primer.

Badan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan bahwa Sekitar 48 ribu dari 52 ribu pengungsi telah pergi ke-58 sekolah yang dikelola PBB.

Baca Juga: Anggota Parlemen Irlandia Dukung Palestina, Ajukan Mosi Usir Duta Besar Israel

Akibat dari pertempuran tersebut, membuat banyak warga Palestina di Gaza tidak bisa merayakan hari raya Idul Fitri pada akhir Ramadhan.

Pejabat kesehatan Gaza mengatakan setidaknya 232 warga Palestina, termasuk 65 anak-anak telah tewas, dan lebih dari 1.900 terluka dalam pemboman udara. Kemudian Israel mengatakan telah menewaskan sedikitnya 160 kombatan.

Diketahui dari pihak berwenang menyebutkan jumlah korban tewas di Israel setidaknya 12, dengan ratusan orang dirawat karena cedera dalam serangan roket yang menyebabkan kepanikan dan membuat orang bergegas ke tempat penampungan.

"Memang benar pertempuran berakhir hari ini tetapi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan seluruh dunia harus tahu bahwa tangan kami berada  pemicunya dan kami akan terus mengembangkan kemampuan perlawanan ini," kata Ezzat El-Reshiq selaku anggota senior biro politik Hamas.

Baca Juga: Jadi Aktor Penting Gencatan Senjata Israel-Hamas, Presiden Mesir Beberkan Peran Joe Biden

Dia mengatakan bahwa apa yang terjadi setelah pertempuran Sword of Jerusalem, itu tidak seperti yang terjadi sebelumnya karena rakyat Palestina mendukung perlawanan dan tahu bahwa perlawanan itulah yang akan membebaskan tanah mereka dan melindungi tempat-tempat suci mereka.

Di tengah kekhawatiran global yang meningkat, Biden telah mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mengupayakan de-eskalasi, sementara Mesir, Qatar, dan PBB berusaha menengahi.

Dalam pidatonya, Biden menyampaikan belasungkawa kepada  warga Israel dan Palestina yang berduka dan mengatakan Washington akan bekerja dengan PBB dan petinggi internasional lainnya untuk memberikan bantuan kemanusiaan dengan cepat untuk Gaza dan rekonstruksi.

Baca Juga: Hendropriyono Sebut Konflik Israel-Palestina Bukan Urusan Indonesia, Arief Munandar: Mengingkari Konstitusi!

Biden mengatakan bahwa bantuan akan dikoordinasikan dengan Otoritas Palestina, yang akan dijalankan oleh Presiden Mahmoud Abbas, yang berbasis di Tepi Barat yang diduduki Israel dengan syarat tidak mengizinkan Hamas untuk mengisi kembali persenjataan militernya.

Departemen Luar Negeri mengatakan bahwa Menteri Luar Negeri Antony J. Blinken berencana melakukan perjalanan ke Timur Tengah, di mana dia akan bertemu dengan para pemimpin Israel, Palestina, dan regional untuk membahas upaya pemulihan.

Kemudian, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan bahwa para pemimpin Israel dan Palestina memiliki tanggung jawab di luar pemulihan ketenangan untuk mengatasi akar penyebab konflik tersebut.

"Gaza adalah bagian integral dari negara Palestina di masa depan dan tidak ada upaya yang harus dilakukan untuk mewujudkan rekonsiliasi nasional yang nyata yang mengakhiri perpecahan," katanya.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Tribune


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x