Para Pria di Korsel Tersinggung dengan Iklan yang Pakai Simbol ‘Cubit’, Dianggap Menghina Ukuran Mr.P Kecil

29 Mei 2021, 14:53 WIB
Salah satu iklan yang dipermasalahkan oleh pria Korea Selatan. /Reuters/ Kim Hong Ji

PR BEKASI – Para pria Korea Selatan tersinggung oleh sebuah iklan dengan gambar mencubit yang diklaim sebagai simbol ukuran ‘Mr.P yang kecil” dan digunakan untuk menghina pria klaim Hak Asasi Pria di Korsel.

Akibatnya bulan ini tiga perusahaan Korea Selatan dan polisi Seoul harus menarik iklan dan konten lainnya sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Sabtu, 29 Mei 2021.

Gambar tangan dengan ibu jari dan jari telunjuk saling mencubit, merupakan ilustrasi upaya meraih suatu objek dalam hal ini yaitu sosis.

Baca Juga: Tri Adhianto Resmikan Sarana MCK dan Air Bersih, Upaya Tingkatkan Kualitas Kesehatan Warga Bekasi

Tetapi isyarat itu juga sering digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang berukuran kecil dan di Korea Selatan, ini dikaitkan dengan kelompok feminis garis keras, meskipun sekarang sudah tidak ada, mereka menggunakan gambar tersebut dalam logonya.

Minimarket terbesar di Korea Selatan, GS25, yang mengiklankan produk tersebut juga tak terlepas dari protes yang dilakukan oleh beberapa anggota dari kelompok Solidaritas Pria.

GS25 menarik iklannya dan rantai ayam goreng Genesis BBQ menarik menunya, meminta maaf dan menyatakan bahwa mereka tidak berniat merendahkan pria.

Baca Juga: Ahli Fisika dan Jubir Satgas Covid-19 Tepis Isu Miring Vaksin Mengandung Magnet

Kakao Bank telah meminta maaf atas gambar tangan yang serupa di salah satu iklannya dan polisi Metropolitan Seoul juga melepaskan tangan dari iklan lalu lintas jalan yang mengatakan ingin menghindari kesalahpahaman.

Kontroversi tersebut adalah gejolak terbaru dalam ketegangan berkepanjangan atas hak-hak gender di Korea Selatan yang telah mengadu domba kelompok pria dan wanita satu sama lain.

Kim Garo, direktur divisi kebijakan perempuan di Kementerian Kesetaraan Gender dan Keluarga, mengatakan meski masalah misogini dan misandry bukanlah hal baru di Korea Selatan, target baru-baru ini mengarah pada perusahaan dan individu.

Baca Juga: Tim SAR Sat Brimob Polda Jabar Laksanakan Pemantauan Debit Air Wilayah Cipendawa

Dia menambahkan bahwa sulit bagi pemerintah untuk ikut campur ketika protes berupa aksi konsumen tetapi akan terus berlanjut dengan program-program penjangkauan yang mengundang laki-laki dan perempuan muda untuk membahas isu-isu seperti kesetaraan gender dan pekerjaan.

Ketika Presiden Moon Jae-in berkuasa pada 2017, dia berjanji menjadi presiden untuk kesetaraan gender, berjanji untuk berbuat lebih banyak untuk memperbaiki kerugian bagi perempuan.

Korea Selatan memiliki salah satu kesenjangan upah terbesar di antara negara Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) dan perwakilan politik yang rendah untuk perempuan yang hanya memegang 19 persen kursi parlemen.

Baca Juga: Singgung Nasib Buzzer Saat Abdee Slank Jadi Komisaris, Rocky Gerung: Kalau Mau Duit Besar Mesti Pakai Otak

Sejak Mr Moon menjabat, wanita telah melihat beberapa peningkatan dalam upah dan juga berhak atas subsidi pemerintah yang lebih besar daripada pria ketika memulai bisnis baru.

Namun, para ilmuwan politik mengatakan, banyak pria muda sekarang merasa kebutuhan dan hak mereka sendiri tidak cukup diakui, menambah ketidakpuasan yang meluas atas kurangnya kesempatan kerja bagi kaum muda.

"Sentimen anti-feminis kuat di antara pria berusia 20-an dan awal 30-an, serta generasi yang menjadi dewasa," kata Jeong Han-wool, rekan senior di Hankook Research Company.

Penelitian untuk buku 2019 yang dia tulis bersama menemukan 58,6 persen pria Korea berusia 20-an mengatakan mereka sangat menentang feminisme.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler