Peneliti Ungkap Otak yang Terpapar Covid-19 Memiliki Efek Seperti Penyakit Alzheimer dan Parkinson

23 Juni 2021, 09:57 WIB
Peneliti mengungkapkan bahwa otak ynag terpapar Covid-19 memiliki efek seperti penyakit Alzheimer dan Parkinson. /ANTARA


PR BEKASI - Peneliti mengungkapkan bahwa otak orang yang meninggal karena Covid-19 sangat mirip dengan otak yang meninggal karena penyakit neurodegeneratif.

Sebagai informasi, penyakit neurodegeneratif menyebabkan otak dan saraf memburuk seiring waktu, seperti Alzheimer dan Parkinson.

"Otak pasien yang meninggal karena Covid-19 yang parah menunjukkan penanda molekuler peradangan yang mendalam," kata Tony Wyss-Coray selaku profesor neurologi dan ilmu saraf di Universitas Stanford, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com melalui UPI, Rabu, 23 Juni 2021.

Dia juga menambahkan bahwa hal itu bisa terjadi meskipun pasien tersebut tidak memiliki tanda-tanda klinis gangguan neurologis.

Baca Juga: Presiden Filipina Ancam Masyarakat yang Menolak Vaksin Covid-19 dengan Jeruji Besi

Tim peneliti tersebut menganalisis jaringan otak dari delapan orang yang meninggal karena Covid-19 dan 14 orang yang meninggal karena sebab lain.

Wyss-Coray mengatakan bahwa ada sekitar sepertiga dari pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit melaporkan jika gejala neurologis.

Gejala yang dialami oleh penyakit neurologis yaitu seperti pemikiran kabur, pelupa, kesulitan berkonsentrasi dan depresi.

Masalah-masalah tersebut dapat bertahan sebagai bagian dari apa yang disebut 'long Covid-19', di mana suatu kondisi berlarut-larut yang kadang-kadang mempengaruhi pasien setelah pulih dari infeksi awal.

Baca Juga: Berhasil Tangani Covid-19, Erdogan: Turki Akan Cabut Aturan Jam Malam dan Lockdown Mulai 1 Juli

Meskipun ada peradangan yang signifikan pada otak pasien Covid-19 yang meninggal, jaringan otak mereka tidak memiliki tanda-tanda SARS-CoV-2, yaitu virus yang menyebabkan Covid-19.

Selain itu, Wyss-Coray juga menunjukkan ada beberapa ilmuwan tidak setuju, apakah virus tersebut ada di otak pasien Covid-19.

Wyss-Coray juga mengatakan bahwa dia dan tim penelitinya telah menggunakan berbagai alat yang benar dan juga alat yang sama seperti mereka gunakan untuk mencari keberadaan virus tersebut.

“Infeksi virus tampaknya memicu respons inflamasi di seluruh tubuh yang dapat menyebabkan sinyal inflamasi melintasi penghalang darah ke otak, yang pada gilirannya dapat memicu peradangan saraf di otak,” kata Wyss-Coray.

Baca Juga: Erdogan: Turki Akan Segera Meninggalkan Covid-19, Kami Ada di Depan Negara Lain dalam Segala Hal

Dia juga menambahkan bahwa kemungkinan banyak dari pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit menunjukkan masalah neurologis.

Hal itu dapat dilihat dari hasil pengamatan pasien yang meninggal akibat virus Covid-19, yang menandakan bahwa telah terjadi peradangan saraf pada pasien tersebut.

"Temuan kami dapat membantu menjelaskan kabut otak, kelelahan, dan gejala neurologis dan kejiwaan lainnya dari Covid-19 yang lama," ucap Wyss-Coray.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: UPI

Tags

Terkini

Terpopuler