Kabar Baik, WHO akan Uji Tiga Obat Baru untuk Pengobatan Covid-19 dengan Libatkan RIbuan Peneliti

12 Agustus 2021, 14:13 WIB
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus. /The New York Times

PR BEKASI - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu, 11 Agustus 2021 mengumumkan pihaknya akan menguji tiga obat baru untuk Covid-19.

Pengujian ketiga obat tersebut akan melibatkan ribuan peneliti di lebih dari 600 rumah sakit di 52 negara.

Menurut siaran pers yang dikeluarkan oleh WHO pada Rabu, tiga obat baru tersebut yaitu artesunate untuk mengobati malaria parah, imatinib untuk mengobati kanker tertentu, dan infliximab untuk mengobati gangguan sistem imun seperti penyakit Crohn (penyakit peradangan usus).

Baca Juga: WHO Siapkan Nama Varian Covid-19 Pakai Rasi Bintang

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Xinhua, obat-obat ini dipilih oleh panel ahli independen lantaran berpotensi mengurangi risiko kematian pada pasien Covid-19 rawat inap dan disumbangkan untuk uji coba oleh para pengembangnya.

"Menemukan terapi yang lebih efektif dan dapat dijangkau untuk pasien Covid-19 masih menjadi kebutuhan kritis dan WHO bangga untuk memimpin upaya global ini," kata Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Dalam upaya sebelumnya, WHO telah menguji empat obat yakni remdesivir, hydroxychloroquine, lopinavir, dan interferon. Hasil awal menunjukkan keempat obat tersebut memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki efek pada pasien Covid-19 rumah sakit.

Baca Juga: Abaikan Seruan WHO, Jerman dan Prancis Tetap Beri Vaksin Covid-19 Dosis Ketiga bagi Warganya

Sementara itu, dikutip dari SCMP, WHO juga memperingatkan negara-negara untuk bersatu memerangi varian Delta yang menyebar dengan sangat cepat.

“Pada lintasan saat ini, kita bisa melewati 300 juta kasus (Covid--19) yang dilaporkan awal tahun depan. Tapi kita bisa mengubah itu. Kita semua bersama-sama, tetapi dunia tidak bertindak seperti itu,” kata Tedros.

Pekan lalu, WHO menyerukan penghentian vaksin covid-19 booster sampai setidaknya akhir September karena kesenjangan antara vaksinasi di negara-negara kaya dan miskin melebar.

Uji coba Solidaritas asli tahun lalu menemukan bahwa keempat perawatan yang dievaluasi, remdesivir, hydroxychloroquine, lopinavir/ritonavir dan interferon, memiliki sedikit bahkan tidak berpengaruh dalam membantu pasien Covid-19.

Baca Juga: WHO Serukan Penghentian Penguatan Vaksin Covid-19, Demi Negara yang Kekurangan Pasokan

Sejauh ini, hanya kortikosteroid yang terbukti efektif melawan Covid-19 yang parah dan kritis.

WHO mengatakan artesunat, yang diproduksi oleh Ipca, digunakan untuk mengobati malaria. Dalam percobaan, itu akan diberikan secara intravena selama tujuh hari, menggunakan dosis standar yang direkomendasikan untuk pengobatan malaria berat.

Imatinib, diproduksi oleh Novartis, digunakan untuk mengobati kanker tertentu. Dalam uji coba, Novartis akan diberikan secara oral, sekali sehari, selama 14 hari.

Sementara Infliximab, diproduksi oleh Johnson & Johnson, digunakan untuk mengobati penyakit pada sistem kekebalan tubuh. Dalam percobaan, obat itu akan diberikan secara intravena sebagai dosis tunggal.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: SCMP Xinhua

Tags

Terkini

Terpopuler