Waspada! Perubahan iklim dan Pemanasan Global Memburuk, Bencana Alam Akan Sering Terjadi

13 Agustus 2021, 12:01 WIB
Para ahli telah memperingatkan bahwa kemungkinan akan ada lebih banyak lagi bencana alam jika perubahan iklim dan pemanasan global semakin memburuk. /REUTERS

PR BEKASI – Perubahan iklim yang disebabkan oleh pemanasan global yang semakin memburuk telah terlihat secara jelas dampaknya di berbagai belahan dunia akhir-akhir.

Dampak perubahan iklim tersebut sangat terlihat jelas dalam beberapa bulan terakhir dengan kebakaran hutan yang melanda AS, Turki, Yunani, Aljazair, dan sekarang Italia selatan.

Para ahli telah memperingatkan bahwa kemungkinan akan ada lebih banyak lagi bencana alam jika perubahan iklim dan pemanasan global semakin memburuk.

Laporan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) menunjukkan upaya menghentikan perubahan iklim dengan segera dan skala besar harus dilakukan untuk mencegah bencana alam.

Baca Juga: Jawa Barat Dihantui Potensi Banjir dan Longsor Parah Akibat Perubahan Iklim, Wagub Jabar: Kita Harus Bersyukur

Saat ini, suhu permukaan globa telah mencapai angka 1.09 selsius, lebih hangat daripada pada dekade 2011-2020, bahkan jauh dibandingkan dengan 1850-1900.

Eric Wolff, Profesor Royal Society of Earth Sciences dan University of Cambridge, memperingatkan bencana alam akan melanda Bumi lebih intens dan teratur jika Bumi terus memanas.

“Semakin suhu Bumi bertambah hangat, maka semakin sering pula kita melihat kebakaran, kekeringan, banjir, dan gelombang panas,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari Express, Jumat, 13 Agustus 2021.

Diketahui, saat ini suhu di pulau Sisilia, Italia selatan saat ini telah mencapai 48.8 selsius yang dipercaya sebagai suhu terpanas dalam sejarah Eropa.

Baca Juga: Ilmuwan Kelautan Ciptakan Teknologi Baru Restorasi Terumbu Karang, Cegah Kerusakan Akibat Perubahan Iklim

Rekor tersebut belum diverifikasi secara resmi oleh Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), tetapi akan memecahkan rekor 48 selsius sebelumnya yang terjadi di Athena, Yunani pada 1977.

Sebelumnya, sebuah badai besar yang dinamai “Lucifer” telah menyapu bersih kota Syracuse yang berada di sisi tenggara pulau Sisilia.

IPCC mengatakan, jika dunia memanas empat derajat lagi, peristiwa hujan lebat yang dulunya terjadi sekali dalam satu dekade akan terjadi hampir tiga kali lebih sering.

Jenis gelombang panas yang terjadi setiap 50 tahun sekali akan terjadi hampir setiap tahun, para peneliti memperingatkan.

Baca Juga: Petani Beras di Vietnam Mulai Beralih Jadi Petambak Udang Akibat Perubahan Iklim, Sinyal Bahaya?

“Jika lebih hangat dan tanah lebih kering, itu membuat kemungkinan kebakaran hutan jauh lebih tinggi,” kata Profesor Wolff.

Dengan kata lain, jenis bencana alam yang kita lihat mirip dengan hari ini, seperti banjir, gelombang panas, kekeringan, kebakaran hutan, tetapi itu akan terjadi lebih sering.

Beberapa akan lebih intens daripada yang terlihat sebelumnya, dan mereka akan mulai terjadi di daerah yang belum pernah mengalaminya sebelumnya.

Di Aljazair, sedikitnya 25 tentara tewas dalam kebakaran hutan saat berusaha menyelamatkan penduduk di desa-desa di timur ibu kota.

Baca Juga: Hadir di KTT Perubahan Iklim, Berikut 3 Cara Jitu Jokowi Perlambat Perubahan Iklim

Pada Selasa, 10 Agustus 2021 malam, Presiden Aljazair mengumumkan setidaknya 17 warga sipil tewas dalam kebakaran tersebut.

Penduduk pulau Evia, Yunani terpaksa meninggalkan rumah mereka dan mengevakuasi pulau itu dengan perahu saat api menyebar di luar kendali.

Lebih dari 2.000 penduduk kini telah dievakuasi dari rumah mereka dan pejabat setempat meminta bantuan lebih lanjut.

Laporan IPCC menemukan bahwa lima tahun terakhir telah menjadi tahun terpanas sejak 1850.

Baca Juga: Khawatir Isu Perubahan Iklim, Masyarakat Adat Riau Minta Gubernur Beri Perhatian

Dibandingkan dengan tahun 1901-1971, tingkat kenaikan permukaan laut baru-baru ini hampir tiga kali lipat.

Gelombang panas dan panas ekstrem lainnya telah hampir pasti menjadi lebih sering, dan pengaruh manusia dalam perubahan iklim ini sangat mungkin menjadi penyebab pencairan gletser.

Namun, para ilmuwan mengatakan bahwa, meski laporan ini mengkhawatirkan, masih ada harapan krisis dapat dihindari pada dekade berikutnya.

Baca Juga: Perubahan Iklim Jadi Ancaman Ekonomi Global, 122 Juta Orang Terancam Jatuh Miskin di 2050

“Jika kita menggabungkan kekuatan sekarang, kita dapat mencegah bencana iklim,” kata Sekretaris Jenderal PBB António Guterres.

“Tapi, seperti yang dijelaskan oleh laporan hari ini, tidak ada waktu untuk penundaan dan tidak ada ruang untuk alasan. Saya mengandalkan para pemimpin pemerintah dan semua pemangku kepentingan untuk memastikan COP26 sukses,” katanya.

Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa, atau COP26 akan diadakan di Glasgow, Skotlandia November ini untuk membahas penanggulangan pemanasan global.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Express

Tags

Terkini

Terpopuler