Menlu Taiwan Tuduh China Tiru Taliban, Berharap Negaranya Tak Jadi Tempat Kejahatan Manusia

22 Agustus 2021, 11:55 WIB
Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu menghadiri konferensi pers untuk jurnalis asing di Taipei, Taiwan, 7 April 2021. /REUTERS/Ann Wang

PR BEKASI - Menteri Luar Negeri Taiwan, Joseph Wu, pada Sabtu, 21 Agustus 2021, menuduh China ingin "meniru" Taliban, dengan mengatakan pulau (wilayah Taiwan) yang masih diklaim Beijing sebagai wilayah kedaulatan China.

Ia berharap negaranya tidak menjadi subjek komunisme atau menjadi tempat kejahatan kemanusiaan.

Jatuhnya pemerintah Afghanistan yang didukung Amerika Serikat (AS) dengan cepat menjadi isu tersendiri di antara China dan Taiwan.

Baca Juga: Soroti Perubahan Sikap Taliban, Guru Besar Unair: Selalu Bawa Simbol Islam tapi Perilakunya Menakutkan

Hal ini telah memicu perdebatan sengit di Taiwan tentang apakah mereka dapat mengalami nasib yang sama jika ada invasi yang dilakukan China kepada Taiwan.

Sementara media pemerintah di China mengatakan nasib Kabul menunjukkan Taiwan tidak dapat mempercayai Washington, AS.

Menulis di Twitter sebagai tanggapan terhadap Departemen Luar Negeri AS yang mengulangi seruan agar China berhenti menekan pulau itu, Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu menyampaikan terima kasihnya kepada Amerika Serikat.

Baca Juga: Pria Yahudi Ini Tak Ingin Pergi dari Afghanistan, Sebut Taliban Akan Bentuk Pemerintahan yang Baik

Ia berterimakasih karena menjunjung tinggi keinginan dan kepentingan terbaik rakyat Taiwan.

"Mereka termasuk demokrasi & kebebasan dari komunisme, otoritarianisme & kejahatan terhadap kemanusiaan," kata Wu seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Asia One pada Minggu, 21 Agustus 2021.

"China bermimpi meniru Taliban, tapi biarkan saya terus terang, Kami punya kemauan & sarana untuk membela diri," papar Wu, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Baca Juga: Kekayaan Alam Rp14 Ribu Triliun Dikuasai Taliban, Ilmuwan Prediksi Afghanistan Jadi Negara Kaya

Menanggapi cuitan Menlu Taiwan, belum ada respons dari China karena Kantor Urusan Taiwan tidak menjawab panggilan untuk dimintai komentarnya di luar hari kerja.

Afghanistan telah menjadi isu terbaru yang diperdebatkan oleh Taiwan dan China.

Taiwan telah mengeluhkan peningkatan tekanan diplomatik dan militer China dalam beberapa bulan terakhir.

Termasuk latihan angkatan udara dan angkatan laut yang berulang kali dilakukan di dekat pulau itu, yang memicu kekhawatiran di Washington dan Negara barat lain.

Baca Juga: Bandara Kabul Kacau, Taliban Ejek Upaya Barat Atur Penerbangan Evakuasi Warga Afghanistan

Taiwan adalah negara demokrasi yang rakyatnya menunjukkan sedikit minat untuk diperintah oleh China yang otokratis.

Beijing juga marah dengan dukungan AS untuk Taiwan bahkan tanpa adanya hubungan diplomatik formal antara Washington dan Taipei, termasuk penjualan senjata reguler AS.

Di tengah perdebatan itu diketahui saat ini China bermaksud membangun hubungan baik dengan Taliban meskipun mereka masih mengkhawatirkan munculnya kelompok pemberontak yang sama di Xinjiang.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Asia One

Tags

Terkini

Terpopuler