PR BEKASI - Zabulon Simintov, seorang Yahudi terakhir yang diketahui di Afghanistan, telah berubah pikiran dengan mengatakan bahwa dia tidak ingin pergi dari negara itu.
Ini sangat kontras dengan narasinya beberapa bulan lalu ketika Simintov mengatakan kepada Arab News bahwa dia menjelaskan bagaimana takutnya dia akan kembalinya Taliban ke tampuk kekuasaan ketika para pemberontak membuat keuntungan teritorialnya.
Namun, setelah pengepungan tak berdarah oleh Taliban di ibu kota Afghanistan, Simintov mengatakan bahwa dia telah memilih untuk tinggal di Afghanistan.
Baca Juga: Bandara Kabul Kacau, Taliban Ejek Upaya Barat Atur Penerbangan Evakuasi Warga Afghanistan
Keputusan tersebut diambil ketika Taliban berjanji bahwa kelompok itu akan membentuk pemerintah yang mencakup semuanya dan tidak membalas dendam terhadap musuh.
“Beberapa hari yang lalu, seorang Afghanistan datang dari Amerika dengan tiket pesawat untuk membawa saya kembali ke Israel. Saya katakan saya tidak akan pergi bahkan jika pesawat datang di luar rumah saya,” kata Zabulon Simintov, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Arab News pada Minggu, 22 Agustus 2021.
“Saya perlu melindungi sinagoga di sini. Saya tidak melihat ancaman dari pihak Taliban. Taliban telah datang, mereka dipersilakan! Tidak ada rasa takut, tidak ada ancaman,” katanya.
Baca Juga: Taliban Pukuli Warga Afghanistan yang Lari di Bandara Kabul, Diduga Tak Penuhi Syarat Evakuasi
Selain itu, dia juga menyalahkan para pemimpin AS karena menyerang Afghanistan dan menciptakan kehancuran dan pembantaian.