PBB Desak Negara Tetangga Afghanistan Buka Perbatasan, Tampung Jutaan Orang yang Melarikan Diri

22 Agustus 2021, 12:30 WIB
Empat orang perempuan Afghanistan tewas terinjak-injak kerumunan di bandara Kabul. /dailymail

PR BEKASI - PBB pada Jumat pekan ini meminta negara-negara tetangga Afghanistan untuk membuka perbatasan mereka mengingat krisis yang berkembang.

Dengan jutaan orang terlantar, menyebabkan jutaan orang di Afghanistan berebut untuk melarikan diri dari bahaya di negara itu.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Anadolu Agency, Minggu, 22 Agustus 2021, Shabia Mantoo, juru bicara UNHCR, mengatakan Badan Pengungsi PBB itu prihatin dengan kebutuhan kemanusiaan saat ini di Afghanistan dan mendesak dukungan untuk memastikan bahwa mereka yang membutuhkan bantuan tidak dilupakan.

Baca Juga: China Incar Kekayaan Alam Afghanistan Senilai Rp14 Ribu Triliun, Siap Jalin Diplomasi dengan Taliban

"Situasi di lapangan di seluruh negeri tetap sangat rapuh," kata Mantoo pada konferensi pers PBB.

“Sementara pertempuran yang meluas telah menurun sejak pengambilalihan negara oleh Taliban pada Minggu 15 Agustus, dampak penuh dari situasi yang berkembang belum jelas. Banyak warga Afghanistan sangat cemas tentang apa yang akan terjadi di masa depan,” tutur Mantoo.

Negara ini memiliki masalah besar perpindahan penduduk internal, di mana UNHCR mengatakan pekan lalu bahwa perkiraan populasi Afghanistan 35 juta orang, sekitar 3,5 juta mengungsi di dalam negeri.

Baca Juga: Pria Yahudi Ini Tak Ingin Pergi dari Afghanistan, Sebut Taliban Akan Bentuk Pemerintahan yang Baik

“Dari segi angka, kami mencatat 550.000 orang terlantar sejak Januari. Hingga akhir tahun lalu, kami memiliki catatan 2,9 juta orang terlantar,” kata Mantoo.

Dia mengatakan ini adalah perpindahan internal di dalam negeri. Namun selain itu, ada juga 2,6 juta pengungsi Afghanistan yang terdaftar di seluruh dunia, terutama di Iran dan Pakistan.

"UNHCR tetap prihatin dengan risiko pelanggaran hak asasi manusia terhadap warga sipil dalam keadaan yang berkembang ini, termasuk perempuan dan anak perempuan.”

Baca Juga: Kekayaan Alam Rp14 Ribu Triliun Dikuasai Taliban, Ilmuwan Prediksi Afghanistan Jadi Negara Kaya

“Sampai hari ini, mereka yang mungkin dalam bahaya tidak memiliki jalan keluar yang jelas. UNHCR menyerukan kepada negara-negara tetangga Afghanistan untuk menjaga perbatasan mereka tetap terbuka mengingat krisis yang berkembang di Afghanistan," katanya.

Mantoo mengatakan PBB berkomitmen untuk tinggal dan memberikan bantuan kepada orang-orang Afghanistan selama memiliki akses ke populasi yang membutuhkan dan “dapat memastikan keselamatan staf kami."

Pada 17 Agustus, badan pengungsi global ini telah menyerukan penghentian deportasi orang Afghanistan, termasuk pencari suaka, yang klaim mereka ditolak, dengan alasan keamanan negara yang cepat dan memburuknya kondisi HAM.

Baca Juga: Bandara Kabul Kacau, Taliban Ejek Upaya Barat Atur Penerbangan Evakuasi Warga Afghanistan

Dalam kerangka kesepakatan antara AS dan Taliban yang dimulai tahun lalu, pasukan asing mulai menarik diri dari Afghanistan tahun ini.

Perjanjian tersebut memberikan syarat yang menetapkan tidak ada serangan terhadap pasukan asing, tetapi tidak ada ketentuan untuk serangan Taliban terhadap pasukan keamanan Afghanistan.

Taliban menguasai Kabul tanpa perlawanan setelah Presiden Ashraf Ghani meninggalkan negara itu pada 15 Agustus.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Anadolu Agency

Tags

Terkini

Terpopuler