PR BEKASI - Korea Utara merupakan salah satu negara yang tidak luput dari ancaman pandemi Covid-19.
Seperti diketahui bahwa pemerintah Korea Utara juga tengah berfokus pada penanganan pandemi Covid-19 saat ini.
Dilaporkan bahwa Korea Utara tengah mengembangkan sendiri alat Polymerase Chain Reaction (PCR) agar bisa melakukan tes Covid-19 kepada warganya.
Tes Covid-19 dengan menggunakan alat PCR juga dilakukan di sejumlah negara.
Baca Juga: Korea Selatan dan AS Tetap Berencana Akan Mulai Latihan Militer Bersama Meskipun Ditegur Korea Utara
Selanjutnya, media di Korea Utara, Rodong Sinmun pada Minggu, 23 Agustus 2021, melaporkan pengembangan alat tes PCR ini bagian dari upaya Korea Utara dalam menghadapi varian baru Covid-19 yang lebih mudah menular.
Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters pada Rabu, 25 Agustus 2021, Korea Utara sampai sekarang masih mengklaim bebas Covid-19.
Namun, Korea Utara memutuskan menutup pintu perbatasannya, memberlakukan larangan bepergian dan kebijakan lainnya demi mencegah masuknya Covid-19.
Sebagai bagian dari ikhtiar menghindari wabah Covid-19, ilmuwan dan teknisi di State Academy of Sciences untuk pertama kali mengembangkan sistem PCR sesuai standar global.
Diketahui bahwa PCR yang dikembangkan Korea Utara ini adalah salah satu pencapaian yang dibuat oleh kepemimpinan Kim Jong Un.
Baca Juga: Acara Sudah Berakhir, Korea Utara Baru Tayangkan Siaran Pertandingan Olimpiade Tokyo 2020
Kim Jong Un mendorong melokalisasi mesin, peralatan dan material di tengah sanksi-sanksi internasional dan ditutupnya perbatasan, yang secara signifikan mengurangi perdagangan.
Selain itu, Korea Utara juga menggunakan metode PCR sebagai standar untuk mendiagnosa Covid-19, namun sebelumnya mendapat bantuan dari pihak luar, yakni WHO.
Kantor berita KCNA pada Senin, 23 Agustus 2021 melaporkan bahwa Korea Utara sedang meningkatkan upaya memberantas Covid-19 mengingat saat ini sudah menyebar hampir di seluruh dunia varian Delta Covid-19 dan varian Lambda.
“Rencana untuk disinfeksi sudah disusun, masyarakat diminta untuk tidak keluar rumah kecuali darurat, adanya suplai kebutuhan di tempat kerja," menurut pemberitaan KCNA.
"Sedangkan di sekolah, semua pihak di lembaga pendidikan harus mematuhi peraturan, seperti memakai masker termasuk di tempat publik,” pemberitaan KCNA, menambahkan.***