Taliban Dilaporkan Bakar Orang Kristen Afghanistan Hidup-hidup, AS Diklaim Cekal Proses Evakuasi

27 Agustus 2021, 15:23 WIB
AS diklaim mencekal proses evakuasi soal Taliban yang dilaporkan membakar orang kristen Afghanistan hidup-hidup. /Daily Mail

 

PR BEKASI - CEO Mercury Radio Arts Glenn Beck melaporkan dari Timur Tengah bahwa pasukan Taliban membakar orang Kristen Afghanistan hidup-hidup.

Menurut keterangan informasi yang diperoleh, Glenn Beck saat ini berada di Timur Tengah bersama organisasi miliknya Dana Nazarene.

Dana Nazarene dan Glenn Beck saat ini diketahui tengah mengevakuasi orang Kristen Afghanistan ke Amerika Serikat (AS).

Sebanyak 5.100 orang Kristen Afghanistan berhasil dievakuasi dari Afghanistan oleh organisasi ini.

Baca Juga: Hadapi Serangan ISIS, Taliban: Kami Kehilangan Banyak Orang Dibanding Militer Amerika

"Kita harus membahayakan banyak orang untuk mengevakuasi orang Kristin ini. Mereka tidak hanya ditandai Taliban untuk dibunuh, tapi juga dibakar hidup-hidup," katanya.

Sebagaimana diketahui, Taliban mengambil alih kekuasaan Afghanistan pada tanggal 15 Agustus 2021 lalu.

Akibatnya, sejumlah warga asing dan warga Afghanistan berbondong-bondong memadati bandar udara Kabul untuk evakuasi lari dari Taliban.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Daily Mail pada Jumat, 27 Agustus 2021, sebanyak 500 orang telah dievakuasi melalui penerbangan Dana Nazarene.

Kendati demikian, Glenn mengeklaim Departemen Luar Negeri AS telah menghalangi usahanya untuk menyematkan orang-orang Kristen Afghanistan.

Baca Juga: Beri Pesan ke Taliban, Jurnalis Amerika: Negara Terbaik Bagi Muslim Adalah Negara Sekuler

"Departemen Luar Negeri telah mencekal kami disetiap langkah," tuturnya.

Glenn mengatakan, pihaknya telah terjebak selama 12 jam tidak bisa melakukan evakuasi.

"Kami belum benar-benar dapat memindahkan siapapun selama sekitar 12 jam," ucapnya.

Berdasarkan keterangan informasi terbaru, Glenn saat ini tengah mendirikan camp pemukiman bagi para pengungsi di dua negara di Timur Tengah.

Para pengungsi ini mayoritas adalah anak-anak dan perempuan beragama Kristen dari Afghanistan.

Glenn mengatakan, ia menolak membeberkan nama negaranya lantaran khawatir dicekal oleh pemerintah Amerika Serikat.

"Saya khawatir Departemen Luar Negeri AS akan memanggil mereka dan mengancam mereka," tuturnya.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Daily Mail

Tags

Terkini

Terpopuler