Terkuak Bukti Nyata Joe Biden Dukung Senat Demokrat untuk Menaikan Plafon Utang

6 Oktober 2021, 14:54 WIB
Ilustrasi. Utang /Pixel

PR BEKASI - Diam diam senat Demokrat menggalang dukungan untuk menaikan plafon utang dari ambang batas filibuster 60 suara.

Pemimpin Demokrat membicarakan itu pada hari Selasa saat makan siang Kaskus di Capitol.

"Kami memiliki opsi yang jelas untuk melakukan perubahan pada aturan yang sempit," ujur Chris Murphy senator Demokrat Connecticut dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Washington Times.

Baca Juga: AS Terancam Tak Bisa Bayar Utang, Putri Joe Biden Malah Foya-foya Belanja Barang Mewah

Anggota parlemen mengusulkan perubahan aturan senat dalam menetapkan filibuster.

Batas suara yang dibutuhkan untuk menghentikan perdebatan tentang undang undang, yang tidak berlaku untuk plafon utang adalah 60 suara.

Sebaliknya Demokrat mengatakan setiap kenaikan plafon utang, mereka membutuhkan 51 suara dari mayoritas.

Baca Juga: AS Terancam Gagal Bayar Utang yang Picu Krisis Keuangan, Joe Biden Salahkan Partai Republik

Untuk melakukan hal tersebut mereka membutuhkan dukungan dari 50 senat Demokrat.

Saat ini proposal tersebut hanya disejui oleh segelintir anggota parlemen.

Tidak ada anggota kepemimpinan secara terbuka mendukung gagasan tersebut.

Tetapi dorongan mengejutkan datang Selasa malam dari pimpinan seluruh partai, Presiden Biden.

Biden menyatakan bahwa perusahaan aturan filibuster senat mengenai kenaikan plafon utang sedang dipertimbangkan.

Baca Juga: Serang Joe Biden Soal Sikap AS, Donald Trump: Taliban Bisa Dapatkan 150 Senjata Nuklir Karena Dia

"Ini kemungkinan nyata," kata Biden pada awak media yang berada diluar gedung putih.

Bahkan jika seluruh pemimpin setuju untuk melakukannya, tapi mereka masih membutuhkan dukungan dari partai Demokrat Moderat yang sebelumnya mengesampingkan perubahan apa pun pada filibuster.

Seorang Demokrat Moderat dari west Virginia bernama Senator Joe Machin lll nampak terbuka dengan gagasan tersebut, tapi dia menolak melakukan komitmen apapun.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Washington Times

Tags

Terkini

Terpopuler