Rusia Kirim Rudal Uji Coba Anti-Satelit ke Ruang Angkasa, NASA Marah

19 November 2021, 11:00 WIB
NASA sebut uji coba rudal anti-satelit yang dilakukan oleh Rusia bisa membahayakan awak ISS di luar angkasa. /NASA/Roscosmos/Handout via REUTERS

PR BEKASI - NASA mengatakan bahwa uji coba rudal anti-satelit yang dilakukan Rusia bisa membahayakan kru stasiun di luar angkasa.

Para pejabat AS mengatakan bahwa uji coba satelit tersebut menghasilkan puing-puing di orbit rendah Bumi yang membahayakan Stasiun Luar Angkasa Internasional.

Selain itu hal itu akan menimbulkan bahaya bagi kegiatan luar angkasa selama bertahun-tahun.

Baca Juga: NASA Peringatkan Asterorid Sebesar Burj Khalifa Akan Hantam Bumi pada Pertengahan Desember

NASA mengatakan bahwa awak dari Stasiun Ruang Angkasa yang beranggotakan tujuh orang diarahkan untuk berlindung di kapsul pesawat ruang angkasa tersebut.

Yang berlabuh selama dua jam setelah tes sebagai tindakan pencegahan untuk memungkinkan pelarian cepat seandainya diperlukan

"NASA akan terus memantau puing-puing dalam beberapa hari mendatang dan seterusnya untuk memastikan keselamatan kru kami di orbit," kata Bill Nelson selaku kepala NASA, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters, Jumat, 19 November 2021.

Baca Juga: NASA Keluarkan Peringatan Kiamat, Atmosfer Bumi Jadi Penyebabnya

Laboratorium penelitian, yang mengorbit sekitar 250 mil (402 km) di atas Bumi, terus melewati atau di dekat gugusan puing setiap 90 menit.

Tetapi para ahli NASA memutuskan bahwa hal tersebut aman bagi kru untuk kembali ke interior stasiun setelah lintasan ketiga.

Untuk saat ini para kru juga diperintahkan untuk menutup palka ke beberapa modul Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Baca Juga: Asteroid Sebesar Menara Eiffel Dekati Bumi Desember Nanti, NASA Keluarkan Peringatan

Sementara para ahli mengatakan bahwa pengujian senjata yang menghancurkan satelit di orbit menimbulkan bahaya luar angkasa.

Dengan menciptakan awan pecahan yang dapat bertabrakan dengan objek lain, dan memicu reaksi berantai proyektil melalui orbit Bumi.

Terkait hal itu, rudal anti-satelit yang ditembakkan oleh Rusia ke salah satu satelitnya sendiri menghasilkan lebih dari 1.500 keping puing orbital.

Baca Juga: Sampel Batuan Bulan Milik China Tak Cocok dengan yang Dibawa Apollo NASA, Para Ahli Kebingungan

Puing orbital tersebut juga dapat dan kemungkinan akan menghasilkan ratusan ribu pecahan yang lebih kecil.

"Rusia telah menunjukkan pengabaian yang disengaja terhadap keamanan, keselamatan, stabilitas, dan keberlanjutan jangka panjang dari domain ruang angkasa untuk semua negara," kata James Dickinson, Kepala komando ruang angkasa AS.

"Puing-puing dari uji coba rudal akan terus menimbulkan ancaman bagi kegiatan di luar angkasa selama bertahun-tahun yang akan datang," katanya.

Baca Juga: NASA Peringatkan Badai Matahari Kuat Hantam Bumi Saat Halloween

"Menempatkan satelit dan misi luar angkasa dalam bahaya, serta memaksa lebih banyak manuver penghindaran tabrakan," tambahnya.

Rusia bukanlah negara pertama yang melakukan uji coba anti-satelit di luar angkasa.

Sebelumnya Amerika Serikat juga melakukan uji coba anti-satelit pertama pada 1959, ketika satelit langka dan baru.

Baca Juga: Minta AS Buat Roket Nuklir untuk Saingi China di Ruang Angkasa, NASA Picu Kekhawatiran Konflik

Pada bulan April, Rusia melakukan uji coba rudal anti-satelit lainnya karena para pejabat mengatakan bahwa ruang angkasa akan semakin menjadi domain penting untuk peperangan.

Tes ini juga telah menimbulkan pertanyaan tentang keberlanjutan jangka panjang dari operasi ruang angkasa yang penting untuk sejumlah besar kegiatan komersial, dari telekomunikasi dan prakiraan cuaca hingga layanan perbankan dan GPS.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler