China dan Rusia Berlomba Ingin Kuasai AI, Kepala MI6: Ancaman Revolusi Geopolitik Bisa Terjadi 10 Tahun Nanti

3 Desember 2021, 09:45 WIB
Kepala MI6 memperingatkan bahwa China dan Rusia berlomba untuk menguasai AI dan menjadi ancaman di masa depan. /STEPHANE MAHE/Reuters

PR BEKASI - Kepala dinas mata-mata Inggris memperingatkan bahwa China dan Rusia berlomba untuk menguasai Artificial Intelligence (AI).

China dan Rusia ingin menguasai kecerdasan buatan yang dapat merevolusi geopolitik selama 10 tahun ke depan.

Richard Moore selaku yang mengepalai MI6, mengatakan bahwa rekayasa kuantum, biologi rekayasa, kumpulan besar data.

Baca Juga: Politikus Malaysia Usul Vaksin Buatan Dalam Negerinya dengan Nama ‘Bossku’ atau ‘Pekan’

Selain itu, kemajuan dalam kekuatan komputer juga merupakan ancaman yang perlu ditangani oleh kekuatan demokrasi.

“Musuh kami menuangkan uang dan ambisi untuk menguasai kecerdasan buatan," kata Moore, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera, Sabtu, 4 Desember 2021.

"Komputasi kuantum, dan biologi sintetik, karena mereka tahu bahwa menguasai teknologi ini akan memberi mereka pengaruh,” katanya.

Baca Juga: Gedung Cyber Kebakaran Inilah Daftar Website dan Aplikasi yang Alami Down, Termasuk Portal Game

Mata-mata dunia selama ini telah mencoba bergulat dengan kemajuan teknologi seismik.

Teknologi seismik merupakan teknologi yang menantang operasi mata-mata tradisional yang dipimpin manusia.

Teknologi tersebut juga yang telah mendominasi spionase selama ribuan tahun.

Baca Juga: Info Loker Desember 2021: PT Kalimantan Prima Persada (KPP) Buka 3 Lowongan Kerja Bagi Lulusan S1

Berbicara di lembaga think tank Institute for International and Strategic Studies, Moore akan menekankan bahwa kemajuan teknologi selama dekade berikutnya dapat melampaui semua kemajuan teknologi yang dibuat selama abad terakhir.

“Sebagai masyarakat, kami belum menginternalisasi fakta yang nyata ini dan potensi dampaknya terhadap geopolitik global," katanya.

Perhatian khusus bagi mata-mata di negara demokrasi liberal dunia adalah badan intelijen Rusia dan China.

Baca Juga: Viral Video Kasih Makan Kucing Jalanan, Ternyata Yang Makan Bapak-Bapak Kelaparan

Yang mana dua negara tersebut bisa memanfaatkan kekuatan dari berbagai teknologi canggih yang lebih cepat daripada di Barat.

Badan-badan intelijen Barat khawatir Beijing dapat mendominasi semua teknologi penting yang muncul dalam beberapa dekade, terutama kecerdasan buatan, biologi sintetis, dan genetika.

Selain itu juga kebangkitan ekonomi dan militer China selama 40 tahun terakhir dianggap sebagai salah satu peristiwa geopolitik paling signifikan.

Baca Juga: BERITA POPULER HARI INI: Ayah Vanessa Angel Ungkap Alasan Tertawa Depan Jenazah hingga MPR dan Sri Mulyani

Moore mengatakan bahwa layanan tersebut harus melepaskan sebagian dari kerahasiaan yang mengakar.

Bekerja dengan perusahaan teknologi untuk memerangi ancaman yang berkembang pesat.

Dia juga mengatakan bahwa MI6 dan badan-badan intelijen barat harus menjadi lebih terbuka untuk tetap merahasiakan perubahan teknologi di dunia yang tidak stabil.***

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler