Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah Tuduh Arab Saudi Teroris hingga Ekspor Ideologi

4 Januari 2022, 21:36 WIB
Arab Saudi dituduh oleh Sekjen Hizbullah Lebanon, Hassan Nasrallah sebagai dalang di balik teroris ISIS. /REUTERS/Khalil Hassan

PR BEKASI – Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah menuduh Arab Saudi mengekspor ideologi kelompok teroris ISIS dan mengangkut mobil yang dilengkapi dengan bahan peledak untuk serangan bunuh diri ke Irak.

Dalam sebuah pidato yang disiarkan di salah satu televisi pada Senin, 3 Januari 2022, Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah telah melayangkan tuduhan pada Arab Saudi sebagai otak di balik kelompok teroris ISIS.

Salah satu tokoh politik paling berpengaruh di Lebanon itu juga menuduh pemimpin Arab Saudi, Raja Salman bin Abdul Aziz sebagai otak serangan teroris telah mengirim orang dan bahan peledak untuk serangan bom bunuh diri ke Irak dan Suriah.

Baca Juga: Kucing Peliharan Dikaitkan dengan Kebakaran 100 Rumah Selama 3 Tahun Terakhir di Korea Selatan

“Arab Saudi telah menyebarkan teroris ISIS ke dunia dan mengirim ribuan orang untuk serangan bom bunuh diri di Irak dan Suriah,” kata Nasrallah, dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Al Jazeera, Selasa, 4 Desember 2022.

Tak sampai di situ, pemimpin Hizbullah tersebut juga mengecam hubungan mesra antara Arab Saudi dan Amerika Serikat atas operasi militer mereka di Yaman untuk memberantas pemberontak Houthi.

Pernyataan yang dikeluarkan Nasrallah tersebut merupakan sebuah balasan terhadap lawan politik dan kritikus Hizbullah di Lebanon.

Baca Juga: Blak-blakan ke Merry, Raffi Ahmad Akui Pernah Ketahuan Selingkuh hingga Ditampar Sosok Ini di Masa Lalu

Diketahui, partai yang didukung penuh oleh Iran tersebut dianggap oleh lawan politiknya telah merusak hubungan diplomatik Lebanon dan Arab Saudi.
Namun, tuduhan tersebut dibantah oleh Nasrallah yang menganggap bahwa pernyataan yang dirinya buat merupakan sebuah kebenaran.

Ia mengatakan jika pihaknya tidak menyerang Arab Saudi dan mengklaim jika negara tersebut terlibat dalam konspirasi yang lebih besar yang membuat kawasan tersebut hancur.

Pidato pemimpin Hizbullah tersebut kemudian mendapatkan tanggapan dari Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati.

Baca Juga: Bocoran Drama Korea Ghost Doctor Episode 2, Nasib Cha Young Min Usai Kecelakaan Mulai Dipertanyakan

Dalam sebuah pernyataan, dirinya mengatakan bahwa komentar Nasrallah tidak mencerminkan posisi pemerintah Lebanon dan segmen masyarakat yang luas.

Tak hanya itu, pihaknya juga mengatakan jika pemerintah Lebanon berkomitmen untuk memisahkan diri dari konflik regional, dan mendesak semua kekuatan politik untuk bekerja sama untuk mengeluarkan negara dari krisis ekonominya.

“Sementara kami menyerukan Hizbullah untuk menjadi bagian dari koalisi Lebanon yang beragam, mereka malah membuat pernyataan yang merugikan Lebanon,” katanya.

Baca Juga: Ramalan Peruntungan Zodiak Aries hingga Virgo 5 Januari 2022: Hindari untuk Tidak Kecewa

“Demi Tuhan, kasihanilah Lebanon dan hentikan tuduhan politik dan sektarian yang penuh kebencian,” tambahnya.

Lebanon saat ini tengah berjuang untuk menyelesaikan perselisihan diplomatik dengan Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab, dan Kuwait.

Empat negara teluk tersebut telah mengkritik Hizbullah atas peran mereka di Yaman dan konflik regional lainnya.

Baca Juga: Ivan Gunawan Tegaskan 2 Spirit Doll Miliknya Bukan Setan atau Jin: Saya Nggak Merasa Ada Isinya

Pada Oktober 2021 lalu, negara-negara Teluk menarik duta besar mereka dari Lebanon sebagai tanggapan atas pernyataan Hizbullah.

Tak hanya itu, Arab Saudi juga telah melarang semua ekspor ke Lebanon setelah sebuah video muncul dari Menteri Informasi George Kordahi yang mengkritik operasi militer pimpinan Arab Saudi di Yaman.

Raja Salman dalam pidatonya pekan lalu meminta Lebanon untuk menghentikan Hizbullah yang menuduh Arab Saudi sebagai otak teroris.

Baca Juga: Teropong Dunia Hiburan di Tahun 2022, Madam Louisa Ingatkan Para Artis: Jangan Campuri Urusan Orang Lain!

Hizbullah baru-baru ini mendapat sorotan dari salah satu sekutu terkuatnya, Gerakan Patriotik Bebas yang merupakan partai politik Kristen paling penting di Lebanon pimpinan Presiden Michel Aoun.

Aoun, pada pekan lalu mengkritik Hizbullah karena membuat tegang hubungan Lebanon dengan negara-negara Teluk.

“Hizbullah telah mencampuri urusan yang tidak penting di negara teluk serta mendominasi militernya sebagai kelompok bersenjata di Lebanon,” katanya.***

Editor: Thytha Surya Swastika

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler