Donald Trump Dituduh Manfaatkan Merebaknya Virus Corona demi Kepentingan Pribadi

10 Maret 2020, 20:02 WIB
PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump.* /ERIN SCOTT/REUTERS/

PIKIRAN RAKYAT - Presiden Amerika Serikat Donald Trump dituduh memanfaatkan mewabahnya virus corona untuk meningkatkan bisnis pribadinya.

Tunduhan tersebut bermula dari sikap yang ditunjukan Donald Trump terhadap virus corona yang merebak dari Tiongkok.

Saat penyebaran virus corona mengalami peningkatan drastis di Tiongkok, Donald Trump justru menganggap hal itu sebagai kesempatan emas dan menyarankan pelaku pasar membeli saham di pasar Amerika Serikat.

Baca Juga: Pasien Positif Terjangkit Virus Corona di Indonesia Bertambah Menjadi 27 Orang

Baca Juga: Tersebar Informasi Polda Jabar Izinkan Aksi Damai Tolak Ahmadiyah di Bogor, Cek Faktanya

PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump.*

Donald Trump merupakan pengusaha yang sudah berbisnis selama puluhan tahun. Sehingga, tidak aneh jika dalam kondisi seperti ini, dia lebih berfokus mengurus sektor ekonomi.

Donald Trump bahkan mendesak orang-orang untuk terus berlibur dan melakukan perjalan bisnis ke Amerika Serikat demi melindungi pasar dalam negerinya.

Baca Juga: Siap Beri Warna Baru, PUBG Mobile Pro League 2020 Hadirkan Atta Halilintar

Saat jumlah pelancong turun dan jumlah orang yang positif terinfeksi virus corona bertumbuh di Amerika Serikat, Donald Trump bersikukuh bahwa orang-orang akan tetap memilih Amerika Serikat sebagai tujuan perjalanan.

"Anda tahu, ada banyak orang yang tinggal di sini dan mereka akan menjalankan bisnis mereka di sini. Mereka juga akan bepergian ke sini. Mereka akan mengunjungi resor di sini," kata Donald Trump sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari Metro.

Resor yang dimaksud bisa jadi merupakan resor milik Donal Trump.

Secara tidak langsung, merebaknya virus corona menunjukan bagaimana kepentingan publik dan kepentingan dia saling berkelindan.

Baca Juga: Antisipasi Virus Corona, Bioskop hingga KRL Disemprot Cairan Disinfektan

"Jika ada penutupan restoran, konvensi, dan pertemuan yang akan berdampak kepada properti dan keuangan Donald Trump. Saya pikir memang masuk akal jika orang berpikir bahwa ia termotivasi oleh kepentingan pribadi," kata Kathleen Clark, pengacara di Fakultas Hukum Washington University di St. Louis, Amerika Serikat.

Seandainya ada kebijakan penutupan hal-hal yang disebutkan itu karena virus corona, semua properti Donald Trump di dalam maupun luar negeri akan medapatkan catatan kerugian pendapatan secara global yang hampir mencapai angka 50 miliar dolar per bulan.

Komentar Donald Trump pada Jumat pekan lalu adalah gambaran terakhirnya tentang krisis virus corona yang menguhubungkannya dengan perekonomian.

Metro menyebut, tidak ada lagi presiden yang mengaitkan nasib politiknya dengan pasar saham dan kemunduran ekonomi suatu negara sejatinya dapat mengganggu terpilih kembalinya seorang presiden di periode kedua.

Gedung Putih tidak menanggapi permintaan komentar mengenai apakah penanganan epidemi virus corona oleh Donald Trump dipengaruhi dampak potensial pada propertinya atau tidak.

Noah Bookbinder, Direktur Eksekutif pengawas Warga Negara untuk Tanggung Jawab dan Etika di Washington mengatakan, dia tidak yakin Donald Trump sedang memikirkan nasib propertinya sekarang.

 

"Hampir pada setiap keputusan yang dibuat Donald Trump, kami harus bertanya apakah kebijakan itu dibuat demi kepentingan negara, atau kepentingannya sendiri," kata Bookbinder.

Dalam situasi krisis global seperti sekarang, kepercayaan masyarakat terhadap institusi pemerintahan atas kebijakan yang diubuat mulai dari kesehatan, ekonomi, dan keamanan adalah yang paling utama.

Laporan Metro menyebut, saat ini Trump Organization yang dipegang pihak swata tampaknya tidak terlalu mendapatkan dampak dari virus corona. Namun, untuk Trump Property, sepertinya ada penurunan drastis dalam keuntungan bisnis.***

Editor: Yusuf Wijanarko

Sumber: Metro

Tags

Terkini

Terpopuler