PIKIRAN RAKYAT - Virus corona bisa mati dalam hitungan bulan dengan kenaikan suhu, menurut ilmuwan.
Sekitar 10.000 orang di Inggris sejauh ini telah terjangkit virus corona dengan jumlah kematian di seluruh dunia mencapai 5.000 jiwa lebih.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyebut wabah pandemi itu sebagai "krisis kesehatan masyarakat terburuk selama satu generasi" dan dengan terus terang menyatakan bahwa lebih banyak keluarga akan kehilangan orang yang dicintai sebelum waktunya.
Baca Juga: Palestina Tunda Aktivitas Jamaah untuk Beribadah di Masjid dan Gereja
Namun, meluasnya badai pandemi virus corona ini bisa berhenti ketika suhu naik.
Dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari Daily Star Minggu, 15 Maret 2020 ahli mikrobiologi Amerika Serikat (AS), Charles P. Gerba berharap virus corona akan mengikuti pola influenza.
Dimana kasus-kasus tersebut kerap musnah pada Bulan Mei layaknya virus pada flu biasa.
Profesor Arizona University itu mengatakan berharap virus corona dapat menghilang atau mereda layaknya virus yang terdapat pada flu biasa.
"Berdasarkan apa yang kita ketahui tentang virus corona lain, seperti yang menyebabkan flu biasa, mereka biasanya menghilang di Bulan Mei," katanya.
"Biasanya mereka cenderung menyukai cuaca dingin dan kondisi kering," ujarnya.
Dia juga mengatakan bahwa banyak peringatan di luar sana yang belum diketahui dan berharap virus corona mengikuti pola influenza.
"Kasus-kasus sebagai besar menghilang pada Mei, setidaknya karena cuaca cenderung semakin hangat pada saat itu dan lembab," tuturnya.
"Jika Anda melihat insiden kelangsungan hidup dari virus corona, itu lebih suka suhu yang lebih rendah dan kelembaban relatif kering," lanjutnya.
Baca Juga: Hewan Liar Masih Dijual di Vietnam Picu Kekhawatiran Muncul Virus Baru
Nelson Michael, seorang peneliti medis militer AS terkemuka ikut mengaminkan pendapat para ilmuwan tersebut.
"Ini adalah virus pernapasan dan mereka selalu memberi kita masalah selama cuaca dingin, untuk alasan yang jelas," terangnya.
"Kita semua di dalam, jendelanya tertutup, dan sebagainya, jadi kita biasa menyebutnya influenza atau musim flu," ucap peneliti medis tersebut.
Baca Juga: WHO Desak Seluruh Negara Dunia Tingkatkan Tanggap Darurat Virus Corona
Koresponden medis BBC Fergus Walsh, percaya puluhan ribu orang Inggris sudah terinfeksi.
Dia mengatakan bahwa tanpa jumlah sampel yang besar, semua orang akan dapat sepenuhnya memahami tingkat penyebaran di Inggris.
Fergus juga menjelaskan kepada Radio 5 Live dirinya menyebut kemungkinan terdapat ratusan bahkan ribuan warga Inggris yang telah terjangkit pandemi ini.
"Akan ada ratusan, mungkin ribuan (di Inggris), berpotensi terjangkit virus corona ini," ujarnya.
"Dan dalam sistem perawatan kesehatan pun, Korea Selatan telah melakukan upaya luar biasa dan Singapura dalam hal meningkatkan jumlah tes dibandingkan dengan Inggirs," sebutnya.
"Itu sebabnya kita akan segera mendapatkan saran tentang orang dengan gejala pernapasan, pilek atau demam, atau gejala seperti flu untuk tinggal di rumah selama seminggu," tambahnya.
Baca Juga: TK hingga SMA di Kota Bekasi Resmi Diliburkan 2 Pekan, SMA Tunggu Keputusan Disdik Jabar
"Dan kemarin diumumkan bahwa jumlah tes yang dilakukan akan naik dari 1.500 menjadi 10.000 per hari," jelasnya.
"Jadi kita akan mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang seberapa banyak virus menyebar di Inggris dalam beberapa hari," pungkasnya.***