Ilmuwan Prancis Klaim Obat Plaquenil Efektif Melawan Virus Corona

19 Maret 2020, 12:54 WIB
ILUSTRASI vaksin.* /PIXABAY/

PIKIRAN RAKYAT - Seorang ilmuwan Prancis mengatakan dia telah menemukan pengobatan efektif untuk virus corona dengan "hasil yang spektakuler", mengklaim "kita tahu bagaimana menyebuhkan penyakit".

Pengobatannya, Plaquenil, diyakini dengan dasar pada klorokuin, obat yang biasanya digunakan untuk mengobati malaria.

Profesor Didier Raoult, yang memprakarsai penelitian ini, mencoba pada dua kelompok yang dibagi satu kelompok 12 pasien virus corona dalam uji cobanya.

Raoult, mengatakan hasilnya menggembirakan, " Kami dapat mengamati bahwa 90 persen dari pasien yang belum menerima Plaquenil masih mengalami gejala parah selama enam hari, sedangkan ketika Anda menggunakan Plaquenil, setelah enam hari, 25 persen akan mereda," kataya.

Baca Juga: Waspadai Penyebaran Virus Corona, MUI Tekankan Pentingnya Beribadah 

Dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari Daily Star pada Kamis, 19 Maret 2020, Didier Raoult, telah mengklaim hasil yang "spektakuler" setelah melakukan tes pada 24 pasien menunjukkan bahwa "kita tahu bagaimana menyebuhkan penyakit ini," katanya.

Dewan Menteri pada Selasa, 17 Maret 2020, juru bicara pemerintah Sibeth Ndiaye mengatakan, "Profesor Didier Raoult menyatakan keinginannya untuk melakukan uji klinis. Ini adalah uji coba terapi yang menggunakan obat atau kombinasi obat untuk menyembuhkan virus corona," kata Ndiaye.

"Ada uji klinis pada 24 pasein yang telah dilakukan dan yang memberikan hasil yang sangat menjanjikan. Dan dalam perjanjian dengan profesor Raoult, Kementerian Kesehatan ingin kami dapat memperpanjang uji klinis ini," tutunya.

"Ini akan diperluas tetapi di rumah sakit lain dengan tim yang independen dari profesor Raoult untuk memastikan secara ilmiah bahwa itu bekerja untuk jumlah pasien yang jauh lebih banyak karena 24 pasien adalah jumlah yang sedikit," ujarnya.

Baca Juga: Atasi Kemacetan di Kabupaten Bekasi, Dishub Rencanakan Pasang Rambu Lalu Lintas 

 

PROFESOR Didier Raoult asal Prancis.*

"Kami tidak bergegas ke apotek untuk membeli kloroquine sekarang, karena ketika kami terlalu banyak mengujinya, itu juga akan ada konsekuensinya. Dan karena kita tidak memiliki bukti ilmiah hari ini bahwa ia (Plaquenil) bekerja," katanya.

"Kami memiliki awal yang menjanjikan untuk uji klinis yang dilakukan di Marseille, kami memperluasnya karena disiplin ilmu ingin punya pengalaman, untuk jadi valid, digandakan beberapa kali agar dapat mengatakan bahwa itu berfungsi atau tidak bekerja sama sekali," kata Ndiaye.

Penggunaan klorokuin terhadap virus corona dilaporkan dikritik beberapa minggu yang lalu, tetapi kini tampaknya menarik minat para ilmuwan kembali.

Epidemiologi, Alexandre Bleibtreu di Rumah Sakit Pitie-Salpetriere yang awalnya mengkritik penggunaan klorokuin tampaknya telah berubah pikiran.

Baca Juga: Pertama Kalinya, Tiongkok Laporkan Tidak Ada Warga Negaranya yang Positif Virus Corona dari Warga Negaranya sebagai Penambahan Kasus Baru 

"Saya mendapat hasil yang membuat saya berubah pikiran. Ini bukan pengobatan yang tampaknya paling jelas. Ini bekerja secara in vitro, tetapi kami tidak memiliki data in vivo.

"Tujuannya tidak tepat, itu hanya untuk membuat pasien kami lebih baik," ucapnya.

"Kami akan memulai terapi Plaquenil dengan fasilitas penanganan COVID-19 di RS Pitie. Saya suka humor dan menarik dogma. Jadi saya menyerapkannya pada diri saya sendiri," katanya.

"Saya pikir, saya telah menjadi salah satu "Chlorquinist" keturunan 'Raoultian'," katanya.

"Terima kasih, St Didier karena telah membuka jalan bagi kami, kami hanya keliru. Dalam hal ini dan jika data dikonfirmasi," ucap Bleibtreu.

Baca Juga: Menteri Jepang Sebut Negaranya Terkena Siklus 40 Tahun Kutukan Olimpiade 

Alexandre Bleibtreu melaporkan bahwa perawatan telah dilakukan di Rumah Sakit Pitie-Salpetriere sejak Jumat 13 Maret, pada sekitar 50 pasien.

Profesor Raoult mengimbau para ilmuwan untuk meminta mereka melakukan banyak tes, dengan mengatakan bahwa negara-negara yang lebih kecil daripada Prancis telah melakukan lebih banyak tes.

Laporan mengatakan klorokuin sudah secara teratur digunakan untuk memerangi malaria dan merupakan pengobatan yang murah.

Tes lain akan dilakukan di Rumah Sakit Lille untuk mengkonfirmasi hasil tim Profesor Raoult.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Daily Star

Tags

Terkini

Terpopuler