Pemerintahnya Sengaja Perlambat Koneksi Internet, 8 Juta Orang di India Tak Dapatkan Berita Tentang Virus Corona

21 Maret 2020, 16:03 WIB
SEORANG gadis kecil berjalan menggunakan masker di Mumbai, India.* /

PIKIRAN RAKYAT - Lebih dari 8 juta orang yang tertinggal di Kashmir, wilayah yang disengketakan antara India dan Pakistan, tidak dapat menggunakan koneksi internet untuk mendapatkan informasi yang terpercaya tentang pandemi virus corona.

Dikutip Pikirarakyat-bekasi.com dari Buzz Feed News Sabtu, 21 Maret 2020 hal ini menghambat kebijakan pemerintah yang menganjurkan mereka untuk bekerja dari rumah atau hadir dalam kelas daring.

Kashmir dimasukkan ke dalam lubang hitam digital pada Bulan Agustus 2019 silam setelah pemerintah nasionalis Hindu India mencabut pasal konstitusi negara yang menjamin otonomi daerah dan mematikan semua komunikasi dan saluran telepon.

Baca Juga: Cuka Pempek Bisa Jadi Bahan Disinfektan Virus Corona, Ujar Pakar Kesehatan

Pemerintah India juga membenarkan kebijakan itu dengan mengatakan itu untuk mencegah militansi dan mengekang penyebaran informasi yang salah.

Tetapi, para kritikus mengatakan bahwa kebijakan itu hanya untuk meredam perbedaan pendapat.

Pada Bulan Maret, pemerintah akhirnya memulihkan internet di kawasan itu, tetapi hanya dengan kecepatan yang sangat terbatas yang membuat aktivitas mengakses apa pun di luar pesan teks di WhatsApp hampir mustahil.

Baca Juga: Lepas Rasa Bosan, Tonton 4 Film Netflix ini untuk Isi Waktu 'di Rumah Aja' Ditengah Virus Corona

Disebutkan bahwa pemerintahan baru telah memperpanjang pembatasan kecepatan internet yang ada di kawasan itu hingga 26 Maret 2020.

Kebijakan yang diterapkan untuk mencegah penyalahgunaan aplikasi media sosial dan mengikuti teror baru-baru ini di wilayah itu.

Tetapi, penduduk setempat mengatakan bahwa pembatasan kecepatan internet mengakibatkan mereka tidak dapat menerima informasi yang tepat waktu dan dapat diandalkan tentang virus corona.

Baca Juga: Simpan Pistol untuk Perlindungan di Tengah Pandemi Virus Corona, Seorang Remaja Tak Sengaja Bunuh Sepupunya

"Saya bahkan tidak bisa membuka situs web dasar yang menyediakan informasi dan saran tentang pandemi," kata Nayeem Rather, seorang penulis lepas yang berbasis di Srinagar, kota terbesar di negara bagian Jammu dan Kashmir.

"Kebanyakan orang di Kashmir tidak benar-benar memiliki informasi tentang virus corona atau apa yang sedang terjadi di dunia saat ini. Ini krisis," ucap Rather.

Selain itu, Mir Moien, seorang mahasiswa kedokteran dari Kupwara, sebuah kota kecil di Kashmir utara, mengatakan bahwa yang paling bisa dia lakukan saat ini adalah mencari tentang virus corona di Google.

Baca Juga: PT KAI Daop 6 Yogyakarta Ikut Terapkan Social Distancing di Dalam Kereta dan Stasiun Antisipasi Meluasnya Virus Corona

"Tetapi saya tidak bisa mengklik hasil pencarian untuk membaca lebih lanjut," ujarnya.

Di WhatsApp, aplikasi olahpesan cepat milik Facebook yang digunakan kebanyakan orang India untuk berkomunikasi, sebagian besar informasi tentang pandemi datang melalui grafik dan video yang tidak mungkin untuk diunduh melalui jaringan 4G yang lambat.

Moien juga menyatakan bahwa ini adalah "bencana" bagi dirinya dan warga India.

Baca Juga: Pagi Ini, Lumba-lumba dan Orang Utan Dilindungi Nyaris Diperjual Belikan di Pasar Gelap

Alih-alih internet yang lambat, Kashmir lebih mengandalkan berita televisi, siaran radio, dan poster imbauan yang dipasang pemerintah di tempat-tempat umum untuk membuat orang sadar tentang pandemi.

"Sebagian besar laporan televisi fokus pada politisi dan janji-janji mereka tentang menjaga keamanan orang," ucap Rather.

"Mereka tidak benar-benar berbicara secara spesifik, seperti memberi tahu orang-orang ke mana mereka bisa pergi untuk di tes, dan langkah-langkah apa yang harus diambil untuk mencegah infeksi," tutur Nayeem Rather.

Baca Juga: Indonesia dan Polemik Kepercayaan Terhadap Penanganan Virus Corona di Mata Dunia

Selain Nayeem Rather, Masrat Zahra, seorang fotografer yang bebasis di Srinagar, mengatakan bahwa dia telah mencoba menonton video di YouTube tentang cara yang tepat untuk mencuci tangan, memakai masker, dan mengambil tindakan pencegahan lain, tetapi tidak bisa.

"Itu sesuatu yang membutuhkan jaringan internet berkecepatan tinggi," ungkapnya.

Zahra juga merasa frustrasi tentang isolasi di rumah dengan internet yang buruk.

Baca Juga: Tips Rapid Test di Australia yang Berjalan hingga 1.500 Kali Tes Per Hari

"Bagaimana kamu bisa melakukan panggilan video ke teman dan kerabat dengan kecepatan ini?," keluhnya.

WHO menyatakan wabah virus corona sebagai pandemi pada minggu lalu, tetapi jumlah kasus di India cukup rendah.

Pada hari Rabu, 18 Maret 2020 hitungan resmi negara itu adalah 147 tujuh kasus dan 3 kematian.

Baca Juga: Susul Moon Ji Yoon, Bintang Ulzaang Generation Lee Chi Hoon Meninggal Dunia setelah Uji Tes Virus Corona

Tetapi Kashmir, dimana lebih dari 2.000 orang dikarantina di rumah, menurut data pemerintah, penduduk setempat khawatir bahwa kurangnya akses internet berkecepatan tinggi akan memperburuk keadaan.

"Saya pikir orang di sini masih tidak tahu seberapa besar ini. Aku takut jika situasi (virus corona) meledak di Kashmir, segalanya akan sangat drastis," pungkas Rather.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Buzzfeed

Tags

Terkini

Terpopuler