Kabur untuk Gabung ISIS, Pelajar Inggris Meninggal di Penjara Suriah

12 Juli 2020, 15:40 WIB
Ilustrasi Kelompok ISIS /Council on Foreign Relations/

PR BEKASI - Seorang pelajar asal Inggris yang kabur untuk bergabung dengan kelompok Negara Islam di Suriah (ISIS) dilaporkan telah meninggal ketika ditahan di penjara Suriah.

Dikutip oleh Pikiranrakyat-bekasi.com dari The Guardian Minggu, 12 Juli 2020 pelajar itu bernama Ishak Mostefaoui (27).

Ia melakukan perjalanan ke Suriah pada 2014 yang juga membuat kewarganegaraan Inggrisnya dicabut.

Baca Juga: Dinkes Kota Bekasi Serius Kelola Limbah Medis Fasyankes

Menurut laporan, ia telah meninggal karena mencoba melarikan diri dari tahanan di tengah kekacauan di penjara di Hassakeh yang menahan tahanan ISIS dari seluruh dunia.

Setelah ditangkap tahun lalu, Mostefaoui ditahan di penjara di timur laut Suriah yang dikendalikan oleh Pasukan Demokrat Suriah yang dipimpin Kurdi dimana kelompkm itu mendapat dukungan dari AS.

Dia adalah pendukung ISIS asal Inggris pertama yang meninggal dalam tahanan.

Baca Juga: Ditetapkan UNESCO Sebagai Global Geopark, Wishnutama Akan Bangun Creative Hub di Danau Toba

Sumber mengatakan dia adalah satu dari sekitar 10 pria Inggris dan 30 wanita Inggris ditahan oleh milisi Suriah.

Mostefaoui termasuk diantara sembilan mahasiswa Universitas Westminster yang berjuang untuk bergabung dengan ISIS.

Ayahnya, Abderrahmane, mengatakan bahwa keluarganya datang ke London dari Aljazair ketika putranya berusia lima tahun dan ketika mereka menentang ekstremisme dia diradikalisasi oleh orang-orang di universitas.

Baca Juga: Optimalkan Manajemen Data Otomotif, Renault dan Google Cloud Umumkan Kemitraan

Dia disebut sebagai pemuda populer yang mencintai sepakbola sebelum dia mengumumkan pada 2014 bahwa dia akan pergi ke Amsterdam selama beberapa hari.

Keluarganya tidak mendengar apapun selama sebulan sebelum dia menelepon dari Suriah untuk memberi tahu mereka di mana dia berada.

Setelah Mendengar berita itu, ayahnya pingsan.

Baca Juga: Kembali Dibuka 29 Juli, Kemenparekraf Rilis Standar Pengoperasian Bioskop

Pada Januari 2019, istri dan anak lelaki Mostefaoui meninggal dan dia terluka parah ketika rumahnya dibom.

Kantor Luar Negeri Inggris telah menyarankan agar semua perjalanan ke Suriah tidak dilakukan.

Seorang juru bicara pemerintah mengatakan, "Mereka yang memilih untuk meninggalkan Inggris dan berjuang untuk, atau mendukung, Daesh (ISIS) berpotensi menimbulkan risiko keamanan nasional yang sangat serius,"

Baca Juga: Apple Siap Uji Coba Lensa Kacamata Pintar

Para menteri mengatakan bahwa, dari sekitar 900 orang yang telah meninggalkan Inggris ke Suriah untuk bergabung dengan kelompok-kelompok Islam radikal, 20 persen telah meninggal, 40 persen telah kembali ke Inggris, dan 40 persen lagi masih di wilayah tersebut.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler