Tuntut Keadilan Atas Kematian untuk Daniel Prude, Demonstran Telanjang di Depan Kepolisian Rochester

9 September 2020, 15:04 WIB
Para pengunjuk rasa yang menuntut keadilan atas kematian Daniel Prude di depan kantor Departemen Kepolisian Rochester pada Senin, 7 September 2020. /Aljazeera

PR BEKASI - Beberapa pengunjuk rasa duduk di depan kantor Departemen Kepolisian Rochester, New York, Amerika Serikat pada Senin, 7 September 2020 untuk menuntut keadilan atas kematian Daniel Prude.

Dalam aksinya tersebut, para pengunjuk rasa duduk dengan tubuh telanjang, kedua tangan diikat ke belakang, dan juga kepala yang ditutup oleh penutup plastik.

Aksi unjuk rasa mereka saat itu, persis mencontohkan keadaan Daniel Prude saat ditangkap oleh polisi di jalanan pada 23 Maret 2020.

Baca Juga: Jakob Oetama Meninggal Dunia, Simak Perjalanan Hidupnya yang Inspiratif

Dilansir Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Aljazeera, Daniel Prude (41) adalah seorang pria kulit hitam yang memiliki masalah kesehatan mental.

Dirinya ditemukan berlarian di jalanan sambil telanjang oleh petugas polisi sehingga petugas polisi menangkapnya dengan memborgol tangannya ke belakang, dan memakaikan penutup plastik di kepalanya, untuk mencegah Daniel Prude meludah dan menularkan Covid-19.

Polisi pun menahan penutup tersebut selama dua menit  yang menyebabkan Daniel Prude sesak napas hingga akhirnya harus dilarikan ke rumah sakit. Namun, sesampainya di rumah sakit kondisinya sudah kritis.

Daniel Prude mengalami koma dan akhirnya meninggal dunia seminggu kemudian setelah semua peralatan medis dilepas dari tubuhnya.

Baca Juga: Pendiri Grup Kompas Gramedia Jakob Oetama Meninggal Dunia

Saat itu, saudaranya, Joe Prude, menelepon 911 untuk meminta bantuan atas perilaku tidak biasa Daniel Prude. Sebelumnya Daniel Prude telah dibawa ke rumah sakit untuk evaluasi kesehatan mental, tetapi dibebaskan setelah beberapa jam.

Kematian Daniel Prude pun memicu kemarahan publik, setelah pada 2 September 2020 pihak keluarga merilis video ke publik, ketika video tersebut menampilkan kejadian saat Daniel Prude ditangkap polisi.

Setelah video tersebut tersebar dan menyulut kecaman publik, akhirnya tujuh petugas polisi diskors pada 4 September 2020.

Selain itu, Jaksa Agung negara bagian Letitia James mengatakan bahwa dia akan membentuk dewan juri dan melakukan penyelidikan menyeluruh atas kematian Daniel Prude.

Baca Juga: Rilis September Ini, Simak Harga dan Spesifikasi Xiaomi Poco X3 yang Cocok untuk Gaming

Wali Kota Rochester Lovely Warren dan Kepala Polisi La’Ron Singletary telah menghadapi desakan agar mengundurkan diri karena keterlambatan mereka dalam merilis rincian kematian Daniel Prude.

Pengurus serikat polisi mengatakan, para petugas tersebut mengikuti prosedur pelatihan mereka.

Tapi, para pengunjuk rasa tetap menuntut pertanggungjawaban polisi dan undang-undang untuk mengubah cara pihak berwenang menanggapi keadaan darurat kesehatan mental.

Demonstrasi malam menuntut keadilan Daniel Prude  dan polisi mengatakan lebih dari 1.000 pengunjuk rasa melakukan aksi ke Gedung Keamanan Umum.

Baca Juga: Kerap Kritik Vladimir Putin, Alexei Navalny Tewas Diracun di Bandara, G7 Desak Rusia Usut Tuntas

Demonstrasi malam sebelumnya meningkat menjadi bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa, ketika petugas menyiram aktivis dengan semprotan kimia dan menembakkan apa yang tampak seperti bola merica untuk mengusir mereka dari barikade di sekitar gedung markas.

Di beberapa tempat, kembang api ditembakkan dan halte bus dibakar.

Meskipun demikian, Departemen Kepolisian Rochester mengatakan bahwa tidak ada penangkapan yang dilakukan kepada para demonstran.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler