Dolar Melemah dan Penundaan Vaksin COVID-19, Harga Emas Berjangka Justru Alami Kenaikan

10 September 2020, 07:36 WIB
Ilustrasi emas batang. /PEXELS/Michael Steinberg

PR BEKASI – Melemahnya dolar Amerika Serikat (AS) dan kekhawatiran atas penundaan pengembangan vaksin untuk virus corona mendorong para investor memburu aset-aset aman seperti logam mulia.

Hal tersebut menyebabkan harga emas berjangka mengalami kenaikan untuk hari kedua berturut-turut pada akhir perdagangan Rabu (Kamis, 10 September 2020 pagi WIB).

Kontak harga emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, terangkat 11.7 dolar AS (Rp173.587) atau 0.6 persen menjadi ditutup pada 1.954.9 dolar AS (Rp29.003.873) per ounce.

Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini, Kamis 10 September 2020

Sehari sebelumnya, harga emas berjangka naik 8.9 dolar AS (Rp132.004) atau 0.46 persen menjadi 1.943.2 dolar AS (Rp28.830.286).

Pada hari Senin, 7 September lalu, harga emas berjangka stabil pada 1.933.60 dolar AS, karena pasar Amerika tutup untuk Hari Buruh, setelah turun 3.5 dolar AS (Rp51.927) pada hari Jumat, dan merosot 6.9 dolar AS (Rp102.371) atau 0.35 persen menjadi 1.937.80 dolar As (Rp28.750.169) pada Kamis.

"Kami melihat beberapa celah pada dolar setelah Bank Sentral Eropa (ECB) melukiskan sedikit gambaran yang cerah dan emas bergerak lebih tinggi," ungkap Bob Haberkorn, seorang Ahli Strategi Pasar RJO Futures, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

Baca Juga: Hampir Gratis, Iuran Jamsostek Diringankan Tanpa Menurunkan Manfaat bagi Peserta

Dolar melemah 0.2 persen setelah Bloomberg melaporkan proyeksi pertumbuhan dan inflasi ECB yang akan dipublikasikan pada kamis waktu setempat hanya akan menunjukkan sedikit perubahan dibandingkan dengan perkiraan bank pada bulan Juni.

Isabel Schnabel yang merupakan anggota dewan ECB, sebelumnya mengatakan bahwa perkembangan ekonomi sejak Juni secara luas sejalan dengan ekspektasi bank sentral, sehingga baseline bank masih dipertahankan.

Sementara itu, uji coba global vaksin Covid-19 eksperimental AstraZaneca dihentikan untuk sementara karena munculnya penyakit yang tidak dapat dijelaskan pada relawan peserta penelitian.

Baca Juga: Injak Rem Darurat Pemprov Jakarta Ingatkan 9 Poin Penting Terkait PSBB Total yang Berlaku Kembali

Menurut Ole Hansen, seorang Analis Saxo Bank, berita penundaan tersebut mungkin secara tidak langsung mendukung emas, karena dapat menyebabkan perlambatan ekonomi yang berkepanjangan dan ekspektasi lebih lanjut dari stimulus fiskal.

Pandemi telah memaksa bank-bank sentral utama untuk memberikan stimulus besar-besaran, membantu harga emas melonjak sekitar 28 persen sepanjang tahun ini karena dianggap sebagai lindung nilai terhadap potensi penurunan nilai mata uang dan inflasi.

"Tapi reli emas ini tampaknya rapuh, dari sudut pandang teknis, kamis membutuhkan emas untuk ditutup di atas 1.950 dolar AS (Rp28.931.175) agar bullish mengambil kendali," tutur Harberkorn.

Baca Juga: Jakarta Sulit Tekan Pergerakan Orang, Anies Baswedan: Akan Koordinasi dengan Kemenhub dan Bodetabek

Harga logam lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 9.2 sen atau 0.34 persen menjadi ditutup pada 27.083 dolar AS (Rp401.816) per ounce.

Sedangkan harga Platinum untuk pengiriman Oktober naik 14.6 dolar AS (Rp216.612) atau 1.6 persen menjadi ditutup pada 924.9 dolar AS (Rp13.722.278) per ounce.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler